SIDAKPOST.ID, BUNGO – Lama tak terdengar gaungnya, Ormas Garuda dan Gempur Kabupaten Bungo, kembali turun gunung. Turunnya kedua Ormas ini, bukan tak beralasan, karena mereka milihat adanya dugaan ketidak beresan dinas PU dalam mengerjakan sejumlah proyek dalam skala besar.
Kordinator Aksi yang juga ketua Garuda Fahlefi mengatakan, hingga kini Ormas Garuda dan Gempur tetap berkomitmen menyampaikan aspirasi terkait masalah proyek skala besar yang ada di dinas PU Bungo. Terlihat juga LSM Inakor Jambi.
Dirinya menduga pengerjaan sejumlah proyek besar seperti pembangunan Jembatan di Dusun Rantau Keloyang 1,7 Milyar dan Jembatan Dusun Tanjung Belit 1,3 Milyar terkesan tidak transparan dalam proses pengerjaannya.
BACA JUGA : Diduga Asal Jadi, Proyek Jembatan di Pelepat Jadi Sorotan
“Beberapa waktu lalu, pembangunan jembatan di Dusun Rantau Keloyang sudah mendapat kritikan dari banyak pihak. Tak terkeculi dari masyarakat
setempat bahkan anggota DPRD Bungo sendiri,” Lefi sapaan akrabnya, pada Kamis (13/12).
Sebut Lefi, aksi damai yang dilaksanakan di depan dinas PU tadi belum mendapat jawaban yang jelas, karena pak Kadis katanya tidak berada di kantor. Padahal bila saja pak kadis ada maka semua itu akan lebih jelas terkait masalah proyek jembatan yang bersumber dari APBD Bungo tahun 2018.
“Tadi saat aksi kami ingin kadis PU hadir namun sangat disanyangkan kata staf yang ada di dinas PU bapak sedang dinas keluar kota. Jujur kami sangat kecewa kok pak kadis tidak mau hadir ya,” ucap Lefi.
Selain Lefi, hal senada juga disampaikan Andri ketua Oramas Gempur Kabupaten Bungo, dirinya dan kawan-kawan lain, akan terus bersuara agar semua proyek berskala besar di bumi langkah serentak limbai seayun Kabupaten Bungo ini, bisa berjalan lancar sesuai dengan harapan dari seluruh masyarakat, bukan asal jadi.