Dalam Islam, rezeki tidak selalu berbentuk uang atau kekayaan materi. Rezeki bisa hadir dalam bentuk kesehatan, keluarga yang bahagia, ilmu yang bermanfaat, hingga waktu luang untuk beribadah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya…” (QS. Hud: 6). Ayat ini menekankan bahwa setiap makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah, meski bentuknya bisa berbeda-beda.
Banyak orang mengejar uang siang dan malam, namun tetap merasa kurang. Ini terjadi karena menganggap bahwa rezeki hanya berupa materi. Padahal, kesehatan dan ketenangan hati adalah rezeki yang tak ternilai.
Dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, kita bisa melihat bahwa beliau bukanlah orang yang kaya raya secara materi, namun beliau diberkahi dengan rezeki yang agung berupa ilmu, cinta umat, dan kemuliaan akhlak.
Orang yang menyadari luasnya bentuk rezeki akan lebih mudah bersyukur dalam hidup. Setiap napas, kesempatan belajar, dan orang-orang baik yang hadir dalam hidup kita adalah bentuk rezeki yang tak bisa dihitung dengan uang.
Memaknai rezeki secara lebih luas akan menumbuhkan rasa cukup dalam hati. Kita akan lebih fokus pada kualitas hidup dan hubungan dengan Allah, bukan sekadar jumlah materi yang dimiliki.
Editor: Madi