SIDAKPOST.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia dihadapkan pada tantangan ekonomi yang semakin berat. Faktor-faktor seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, inflasi, dan terbatasnya lapangan kerja menjadi tekanan utama bagi kesejahteraan rakyat. Pandemi COVID-19 juga memperburuk situasi ini, menyebabkan banyak usaha kecil menengah (UKM) gulung tikar, tingginya tingkat pengangguran, dan lemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini menggambarkan betapa rentannya struktur perekonomian Indonesia terhadap guncangan global maupun domestik.
Salah satu akar permasalahan utama adalah ketidakseimbangan antara kenaikan biaya hidup dan pendapatan masyarakat. Harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan telur terus melonjak, sementara kenaikan upah minimum pekerja tidak cukup signifikan untuk menutupi kebutuhan dasar. Selain itu, ketergantungan pada impor untuk kebutuhan pangan dan energi membuat perekonomian Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional, terutama ketika nilai tukar rupiah melemah.
Kesulitan ekonomi ini juga diperparah oleh rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan dan pelatihan kerja yang memadai. Kesenjangan dalam keterampilan tenaga kerja menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi. Banyak pekerja yang tidak memiliki kemampuan yang relevan dengan kebutuhan industri modern, terutama di era digitalisasi yang terus berkembang. Akibatnya, mereka kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan stabil.
Namun, situasi sulit ini tidak berarti tanpa harapan. Ada sejumlah langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini dan mendorong pemulihan ekonomi masyarakat.