Menu Makan Bergizi Gratis untuk PAUD dan SD, Apa Bedanya?

Sejumlah siswa menyantap makanan saat uji coba program makanan bergizi gratis di SD Negeri 3 Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (19/12/2024). ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA/AWW.

SIDAKPOST.ID, Jakarta – Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak melalui program pemberian makanan bergizi gratis di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD). Program ini bertujuan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal bagi generasi penerus bangsa.

Perbedaan Menu di PAUD dan SD

Anak-anak PAUD, yang berusia antara 3-6 tahun, memerlukan asupan gizi yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak SD yang berusia 7-12 tahun. Di PAUD, menu difokuskan pada makanan yang mudah dikonsumsi dan dicerna, seperti bubur kacang hijau, buah potong, dan susu. Sementara itu, di SD, menu lebih variatif dengan penambahan sumber protein hewani dan nabati, seperti ayam, ikan, tempe, serta sayuran hijau untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih tinggi.

Baca Juga :  Pentingnya Soft Skills bagi ASN dan Pejabat di Era Modern

Tujuan Program

Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak, tetapi juga untuk membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini. Dengan demikian, diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tantangan di Lapangan

Meskipun program ini memiliki tujuan mulia, implementasinya di lapangan menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia yang terlatih dalam penyusunan menu sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Selain itu, preferensi makanan anak yang beragam juga menjadi tantangan tersendiri dalam penyediaan menu yang disukai dan tetap bergizi.

Baca Juga :  Makna Peribahasa "Semut di Seberang Lautan Tampak, Gajah di Pelupuk Mata Tak Tampak"

Peran Orang Tua dan Guru

Keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh peran aktif orang tua dan guru. Orang tua diharapkan dapat mendukung dengan memberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang di rumah, sementara guru berperan dalam memastikan anak-anak mengonsumsi makanan yang disediakan di sekolah.

Harapan ke Depan

Dengan adanya program ini, diharapkan angka malnutrisi pada anak dapat ditekan, dan generasi mendatang tumbuh menjadi individu yang sehat dan produktif. Pemerintah juga berencana untuk terus memantau dan mengevaluasi program ini agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien di masa yang akan datang.

Sumber: Kompas.com

Editor: Madi