SIDAKPOST.ID, TEBO – Saat ini perkebunan karet diwilayah Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo – Jambi mayoritas adalah perkebunan yang tidak produktif, karena tanaman karet yang ada bukanlah yang di replanting melainkan tanaman yang tumbuh sendiri tanpa ada perawatan secara khusus.
Kebun yang ada rata – rata memiliki kualitas produksi yang rendah sehingga dengan luasan 1 hektar yang seharusnya bila disadap dalam satu bulan masih dapat menghasilkan 360 kg, namun kenyataannya saat ini hanya mampu berproduksi sekitar 200 kg per hektar.
Petani karet saat ini bila tidak di edukasi dengan baik dan benar, maka akan menjadi bom peningkatan kemiskinan yang menggurita. Ada beberapa cara untuk meningkatkan taraf hidup petani di daerah pedesaan yang cocok seperti diwilayah Rimbo Bujang dan lainnya.
Tanah pekarangan yang rata – rata masih luas disekitar rumah masih dapat dimanfaatkan secara produktif, penulis selama 3 tahun telah bergelut dibidang pemberdayaan pertanian scara mandiri dengan membuat sebuah Organisasi Kelompok Tani yang dibina secara profesional mampu membuat masyarakat tergugah untuk kembali memanfaatkan pekarangan sekitar rumah dengan tanaman sayuran yg memiliki nilai ekonomi tinggi.
Salah satu pemuda anggota Kelompok Tani Mas Amri sapaannya dan profesi sebelumnya adalh sopir truk antar Provnsi, dengan minat kesungguhan belajar saat ini menjadi petani Horti Sayuran Pare atau Paria yang sukses. Hanya memanfaatkan pekarangan ukuran 20 x 25 m dapat menghasilkan income tambahan rumah tangga Rp 6 juta – Rp 7 juta dalam waktu satu priode penanaman Pare.
Kesempatan ini juga bisa dilakukan oleh semua warga Rimbo Bujang dan lainnya aoabila dibina secara intensif dan berkelanjuatan, potensi desa saat ini cukup besar bahkan saat ini desa dapat memberikan anggaran dana desa yang di peruntukkan pemberdayaan masyarakat hingga 70 % dari maksimal ADD.