JANGAN LUPAKAN SEJARAH – Dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan suatu hal yang mudah khususnya di Muara Tebo. Setelah melalui perjuangan yang panjang melawan penjajahan Belanda dan Jepang pekik kemerdekaan pun berkumandang di Muara Tebo.
Muara Tebo pada saat itu merupakan wilayah yang sangat strategis dimana menjadi jalur utama dan menjadi tempat persinggahan para Tokoh – tokoh perjuangan yang datang dari Jambi ke Utara Pulau Sumatera maupun sebaliknya sehingga kabar kemerdekaan Indonesia cepat sampai di Muara Tebo.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, dilakukan pengibaran bendera merah putih di depan kantor Gun Co Muara Tebo di bawah pimpinan dr. Syahriar Rachman. Dalam pengibaran Bendera Merah Putih tidak di iringi dengan lagu Indonesia Raya melainkan pekik kemerdekaan sebanyak tiga kali “Merdeka, Merdeka, Merdeka”.
AGRESI BELANDA I (27 Juli 1947)
Letak geografis Kabupaten Tebo yang berada di Pedalaman membuat Belanda membutuhkan waktu yang lama untuk menjangkau Kabupaten Tebo. Namun melalui jalur udara Belanda menyerang Dusun Tuo, Penyebrangan (Pelayangan) Pulau Musang, Teluk Kuali, dan Pasar Pulau Temiang.
Dengan adanya serangan tersebut, pertahanan di Muara Tebo diperkuat. Komandan Garuda Putih membentuk Kompi Merdeka di Muara Tebo dibawah pimpinan Letnan I Sayuti Makalam.
AGRESI BELANDA II (28 Desember 1948)
Belanda melancarkan agresi militer kedua dan membumi hanguskan Kota Jambi. Belanda berhasil menduduki Kota Jambi yang mengakibatkan banyak Anggota TNI, Polisi, dan Anggota Pemerintahan Sipil menuju ke Muara Tebo.
Di Muara Tebo tidak ada penampungan, mereka harus berusaha mencari tempat untuk mereka tinggal, seakan mereka kehilangan induk pasukan. Namun semangat perjuangan mereka melawan Belanda tetap membara.