SIDAKPOST.ID, BUNGO – Harga getah karet di tingkat petani dalam Kabupaten Bungo, tak kunjung membaik. Kondisi seperti ini, membuat petani karet di wilayah Bungo kian lesu dan menjerit, karena pengahasilan tidak seimbang dengan kebutuhan hidup sehari-hari.
Informasi yang diperoleh, dari salah satu petani, Sopian mengatakan, untuk bulan september harga kisaran masih berkisar harga Rp 7.800/kg hingga Rp 8.000/kg-nya. Kondisi seperti ini sungguh sangat seimbang dengan kebutuhan.
“Itu karet yang ditimbang dua mingguan, kalau yang harian lebih murah lagi pak, karena kondisinya masih basah. Jadi kalau untuk harga kondisi ini masih jauh dari harapan yang diinginkan. Namun mau diapakan lagi pak kami ingin makan jadi biar harga murah tetap kami jual,”ujar Sopian petani karet di Muko-Muko Bathin VII, Minggu (16/9/2018).
Menurut dia, harga getah ditingkat petani sangat tidak seimbang dengan harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari. Tak hanya itu, kondisi ini sangat berdampak kepada para pedagang di bungo.
“Kondisi seperti ini, kalau terus menerus tidak ada perobohan maka, kehidupan petani semakin parah. Belum lagi untuk kebutahan anak sekolah, dan keperluan lainnya,” keluh Sopian.
Tak hanya Sopian, petani karet lain, Yan juga sangat mengeluh dengan kondisi harga seperti ini, msaih tidak seimbang dengan biaya hidup sehari-hari yang haru dikeluarkan. Masih enak kalau kebun milik sendiri, nah kalau milik orang lain tentu bagian yang didapat lebih sedikit.
“Tuntutan perut mau tidak mau kami sebagai petani tetap menayadap karet dan menjual hasil getah yang kami kumpulkan, dengan harga yang murah. Tidak ada sumber penghasilan lain pak, nak pindah usaha lain juga butuh modal,” keluh Yan dengan nada sedih.