Budaya Malas dan Menunda: Musuh Produktivitas Anak Muda

Ilustrasi Budaya Malas dan Menunda: Musuh Produktivitas Anak Muda. (AI)

Prokrastinasi atau kebiasaan menunda pekerjaan menjadi gaya hidup keliru yang kerap dilakukan anak muda. Mereka lebih memilih rebahan, scroll media sosial, atau bermain game daripada menyelesaikan tugas atau belajar. Akibatnya, banyak peluang yang terlewat dan masa depan menjadi terancam.

Kebiasaan ini sering kali didasari oleh rasa malas, ketidakmampuan mengatur waktu, dan kurangnya motivasi. Padahal, dunia nyata menuntut kecepatan, ketepatan, dan konsistensi.

Ketika prokrastinasi menjadi kebiasaan, performa akademik dan karier bisa terpengaruh. Banyak yang baru sadar saat sudah kehilangan kesempatan penting seperti beasiswa, kerja impian, atau pencapaian pribadi.

Baca Juga :  BKTM Aipda Dadan, Ajak Generasi Muda Hindari Kecanduan Game Online

Dampaknya tak hanya di sekolah atau pekerjaan. Kebiasaan menunda bisa merusak reputasi dan membuat orang lain kehilangan kepercayaan. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi hubungan profesional maupun personal.

Selain itu, menunda-nunda tugas juga sering menyebabkan stres. Ketika deadline mendekat, tekanan meningkat, dan hasil kerja menjadi tidak maksimal. Ini menciptakan siklus negatif yang berulang dan sulit diputus.

Baca Juga :  Pentingnya Soft Skills bagi ASN dan Pejabat di Era Modern

Untuk mengatasi hal ini, anak muda perlu membuat to-do list harian, membagi tugas besar menjadi langkah kecil, dan memberi batas waktu untuk setiap tugas. Disiplin dalam rutinitas harian bisa menjadi kunci mengalahkan kebiasaan menunda.

Editor: Madi