Di sebuah kerajaan megah bernama Cendrawasih, hiduplah seorang pangeran muda bernama Darian. Sejak kecil, Darian diajarkan bahwa kekuasaan adalah segalanya. Namun, ia juga memiliki hati yang lembut dan rasa ingin tahu yang besar terhadap rakyatnya.
Suatu pagi, Darian menyamar sebagai rakyat biasa dan berjalan-jalan di pasar. Ia bertemu seorang pengemis tua yang kelaparan dan menggigil. Tanpa pikir panjang, Darian membelikan makanan hangat dan duduk menemani si pengemis. Mereka berbincang hangat, dan Darian merasa nyaman berbicara dengannya.
Beberapa hari kemudian, istana diserang oleh sekelompok penjahat yang hendak merebut tahta. Dalam kekacauan, Darian terpisah dari pengawal dan tersesat ke dalam hutan. Tubuhnya lemah dan terluka. Saat hampir pingsan, seorang pria berjubah lusuh muncul dari balik pepohonan.
Ternyata, itu adalah si pengemis tua yang pernah ia bantu. “Saya tak punya banyak, tapi Anda sudah berbuat baik pada saya. Kini giliran saya menolong Anda,” katanya. Ia membawa Darian ke tempat persembunyian dan merawatnya hingga pulih.
Selama di hutan, Darian belajar banyak tentang kehidupan rakyat kecil. Ia mulai mengerti bahwa kekuatan terbesar bukanlah pedang atau mahkota, tetapi kebaikan dan rasa peduli.
Setelah keadaan aman, Darian kembali ke istana dengan bantuan si pengemis. Ia segera memerintahkan pembangunan rumah singgah untuk orang-orang miskin dan mengubah sistem kerajaan agar lebih adil bagi semua rakyat.
Sejak saat itu, kerajaan Cendrawasih menjadi tempat yang penuh kasih dan persaudaraan. Semua itu dimulai dari satu perbuatan kecil yang tulus—dan dibalas dengan penyelamatan besar.
Pesan Moral: Kebaikan yang tulus akan kembali kepada kita, seringkali di saat kita paling membutuhkannya.
Editor: Madi