Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering menemukan individu yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi tetapi berbicara dan bertindak seolah-olah mereka adalah pakar di segala bidang. Sementara para sarjana sibuk mendalami teori dan praktik, mereka yang minim pendidikan justru tampil lebih percaya diri dalam memberikan opini, bahkan dalam hal-hal yang tidak mereka kuasai.
Salah satu penyebab utama hal ini adalah minimnya kesadaran diri. Orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi cenderung tidak mengalami proses berpikir kritis sebagaimana yang didapatkan di dunia akademik. Tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas suatu topik, mereka lebih mudah merasa bahwa semua hal terlihat sederhana dan solusinya mudah ditemukan.
Selain itu, faktor lingkungan juga berperan. Dalam beberapa budaya, pengalaman hidup lebih dihargai dibanding pendidikan formal. Orang yang berpengalaman dalam kehidupan sehari-hari sering merasa lebih tahu daripada mereka yang belajar dari buku dan teori. Sayangnya, pengalaman tanpa dasar ilmu yang benar sering kali hanya menghasilkan kesimpulan yang keliru.
Solusinya? Para sarjana harus lebih percaya diri dan tidak ragu untuk berbicara dengan otoritas yang mereka miliki. Bukannya merendahkan, tetapi memberikan perspektif yang benar dengan cara yang lebih bijaksana.
Editor: Madi