Opini  

Kompetensi Guru dan Kemandirian Dalam Metode Pengajaran di Sekolah

Permasalahan pendidikan di Indonesia seperti membaca, pengetahuan sains dan matematika masih berada di golongan bawah yakni peringkat 74 dari 79 negara. Hal ini berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assestment (PISA) tahun 2018 Yang diterbitkan pada awal tahun 2019.

Pendidikan yang berkualitas adalah penyokong utama suatu bangsa untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu berdasarkan hasil survei PISA pada tahun 2018 tersebut, Indonesia perlu meninjau kembali sistem efektivitas dan efisiensi pendidikan yang dilaksanakan. Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pendidikan nasional dimana mewajibkan belajar 12 tahun di tingkat SD, SMP hingga SMA.

Sistem pendidikan Indonesia memang adalah salah satu negara yang termurah dibanding negara lainnya karena 20% alokasi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dikhususkan untuk bidang pendidikan. Sejak 2018 Rp 2200 triliun telah dialokasikan khusus di bidang pendidikan. Namun dengan anggaran yang terbilang fantastis belum mampu menaikkan ranking PISA Indonesia.

Baca Juga :  Opini : Mayam

Beberapa persoalan dalam pendidikan Indonesia adalah pertama sarana pendidikan yang masih belum merata, contohnya gedung sekolah, peralatan sekolah, hingga infrastruktur sekolah lainnya. Tenaga Pendidik yang masih kurang, walaupun kenyataannya saat ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah membuat program penyerapan 1,3 juta guru program ASN PPPK, namun hal ini masih belum terlihat maksimal pelaksanaannya khususnya di daerah. Selain itu kurikulum yang masih bersifat teoritis karena sekolah belum menerapkan pembekalan hard skill maupun soft skill.