Di era digital, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur, tak jarang kita menghabiskan waktu untuk menggulir layar demi mengikuti kabar terbaru atau hanya sekadar hiburan. Namun, di balik kemudahan akses informasi ini, ada risiko yang mengintai: kesehatan mental yang terganggu.
Salah satu penyebab utama masalah kesehatan jiwa di era media sosial adalah perbandingan sosial. Ketika kita melihat pencapaian atau kehidupan orang lain yang terlihat sempurna, kita secara tidak sadar mulai meragukan diri sendiri. Hal ini bisa menimbulkan rasa rendah diri, kecemasan, bahkan depresi.
Selain itu, paparan informasi negatif yang terus-menerus juga dapat berdampak buruk pada psikologis seseorang. Berita hoaks, komentar kebencian, dan tekanan untuk selalu tampil sempurna menciptakan beban mental yang tak terlihat.
Agar tetap sehat jiwa di tengah derasnya arus media sosial, penting untuk menerapkan beberapa langkah:
-
Batasi waktu penggunaan media sosial. Gunakan fitur time limit yang tersedia di ponsel pintar.
-
Ikuti akun-akun yang memberikan energi positif, bukan yang memicu kecemasan.
-
Luangkan waktu untuk aktivitas offline seperti membaca buku, berjalan di taman, atau berbicara langsung dengan orang terdekat.
-
Berani detoks digital. Rehat sejenak dari dunia maya bisa menyegarkan pikiran.
Kesehatan mental adalah aset berharga. Jangan biarkan media sosial mendikte perasaan dan nilai diri kita. Bijaklah dalam berselancar di dunia maya agar kesehatan jiwa tetap terjaga.
Editor: Madi