Membentuk Generasi yang Salah Arah
Anak muda yang tumbuh dalam lingkungan digital penuh pencitraan berisiko besar kehilangan arah. Mereka belajar bahwa kebahagiaan diukur dari barang yang dimiliki, tempat yang dikunjungi, atau jumlah pengikut dan likes yang dikumpulkan. Padahal, nilai sejati hidup tak bisa diukur dari semua itu.
Jika hal ini dibiarkan terus terjadi, kita akan membentuk generasi yang lebih mementingkan tampilan daripada makna, lebih peduli dilihat daripada memberi arti.
Solusi: Kembali ke Kesederhanaan dan Kebermanfaatan
Kita perlu mengubah arah. Media sosial bisa digunakan untuk hal yang lebih positif, seperti berbagi pengalaman hidup, ilmu bermanfaat, atau inspirasi perjuangan. Alih-alih membanggakan kemewahan, kita bisa menunjukkan bagaimana kita belajar dari kegagalan, bangkit dari keterpurukan, atau berbagi kebahagiaan sederhana.
Kesederhanaan bukan berarti kekurangan. Ia adalah bentuk kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu harus mahal. Gaya hidup yang bermakna akan selalu lebih berharga daripada gaya hidup yang hanya bersandar pada citra.
Menjadi Pengguna Bijak Media Sosial
Jadilah pengguna media sosial yang bijak. Saring apa yang kita lihat, dan pikirkan kembali sebelum membagikan sesuatu. Tanyakan pada diri sendiri: apakah konten ini bermanfaat? Apakah bisa memberi dampak positif? Apakah ini akan memicu iri atau malah memberi inspirasi?
Ketika kita semua lebih sadar akan dampak dari konten yang kita bagikan, media sosial bisa menjadi ruang yang lebih sehat dan membangun. Kita bisa hidup lebih damai, dengan gaya hidup yang lebih jujur, bijak, dan penuh empati.
Editor: Madi