Tampak, pasar Sandang-Pangan dan pasar kebutuhan pokok Rumah Tangga di tanggal 31 Desember 2024 terlihat cukup ramai. Begitu juga pasar yang berada di pinggir jalan juga ramai pembeli. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sejak dua pekan terakhir sebuah pasar dadakan cukup mendapat perhatian, berjumbul penjajal durian (doyan)berseleweran diperempatan tiga pasar atas Muara Bungo, bersesak para pembeli. Ma’lum, buah ini musimnya setahun sekali dan boleh jadi juga persiapan ngadapi malam tahun baru.
Hari libur. Keluarga kumpul. Sebagai seorang muslim pastinya selalu berdoa agar bertambah nya umur bertambah keberkahan hidup. Namun disisi lain, mereka juga membutuhkan hiburan dengan berkumpul keluarganya di rumah dan makan-makanan bersama-sama. Meluapkan kegembiraan merupakan cara menyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada mereka. Tentu saja yang tidak boleh adalah kufur terhadap nikmat-nya. Agama telah mengajarkan salah satu bentuk kufur yaitu menggunakan waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Lebih dalam lagi, menggunakan waktu dengan perbuatan maksiat.
Makan durian bersama keluarga, tentu tidak ada hubungan dengan apapun. Seperti anda liburan di Pantai pada hari minggu. Tidak ada kewajiban anda harus membawa tikar plastik dan makan-makan bersama di pinggir pantai. Ditanya dalil pun tidak ada. Yang ditemukan hanya dalil syukur. Mereka yang duduk-duduk di pinggir Pantai, sambil melihat pemandangan ciptaan Allah berupa gelombang laut dan ribuan manusia yang sedang duduk-duduk. Berfikir atas ciptaan Allah di pinggir laut dan menjadi kita semakin menghargai ciptaan-Nya itu lebih baik daripada sholat sunnah seribu rakaat.
Apa bedanya saat anda tamasya melihat Piramida di Mesir dan melihat Colosseum atau Trevi Fauntin di Roma?. Sebagai seorang muslim selalu akan mengatakan: tadabbur, yaitu melakukan perenungan atas segala proses kehidupan yang terjadi pada masa dulu dan sekarang. Tidak ada bedanya saat anda berada di Mesir, Roma, Malaysia dan Madinah. Tujuannya sama, yaitu tadabbur. Ada hal-hal yang bisa diambil dari sebalik apa yang terlihat oleh mata: sejarah dan pelajaran sejarah tersebut. Melalui sejarah, kita disuguhkan suatu perilaku manusia yang anda diberi kewenangan untuk memilih dan memilah yang terbaik untuk anda dan kehidupan Panjang anda di hadapan Allah SWT.
Durian dan kurma tidak ada bedanya. Allah menyiapkan untuk hamba-hamba-Nya. Jika anda menanam, maka akan memetik buahnya. Jika anda mencuri kurma di Tanah Suci, tetap mendapatkan hukuman. Jika anda menanam Durian di pelosok ujung bumi, anda akan mendapatkan kebaikan dari-Nya. Semua diciptakan oleh Allah agar kita mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian dan perjalanan kehidupan manusia.
Hamparan bumi ini adalah “lapak” amal sholeh kita. Saat sebagian memeriahkan tahun baru dengan “hura-hura” dan lupa akan hakikat diri sebagai hamba Allah, anda bisa mengubah nya dengan hal-hal yang bernilai plus. Anda harus bisa menciptakan sosial branding sebagai jalan untuk mengimbangi hal-hal yang bersifat negatif.
Anda mungkin menolak segala sesuatu hal-hal yang berbau barat dan sejenisnya. Ada gelora iman anda meluap-luap luar biasa. Ada panggilan dakwah untuk menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar. Slogan yang terkenal “sampaikan kebenaran walaupun sangat pahit rasanya”. Ungkapan seperti itu bukan berarti anda berdiri tegak di tengah-tangah angin putting beliung atau ombak laut yang menggunung. Jika badai datang dan anda tetap nekad berdiri, maka akan terbawa angin dan terlempar sangat jauh. Sia-sia ketangguhan anda. Sebab ketangguhannya hanya bersifat insidental. Kita memerlukan ketangguhan yang permanen, istiqomah. Itu sebabnya, saat ada badai yang sangat hebat, anda harus mencari perlindungan untuk menyelamatkan diri sembari selalu berusaha dan berdoa untuk keselamatan.
Kadang anda harus bersikap menghadapi zaman seperti membawa anak-anak kecil yang sedang suka bermain-main. Anda saat tertentu sangat kerepotan. Tidak mungkin menuruti seluruh kemauannya, tidak mungkin juga melarang semua nya. Mereka minta ke pasar malam. Anda harus menyiapkan beberapa uang mana tahu saat anak-anak anda minta naik ayunan, anda bisa membayarnya. Pada moment seperti ini, anda mulai menyuntikan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anaknya. Apakah hal tersebut berkaitan dengan doa-doa naik kendaraan, atau hal-hal yang bersifat sosial seperti tenggang rasa saat menunggu antrian akibat pengunjung pasar malam sangat ramai.
Walhasil, membakar jagung atau bakar ayam mempunyai hukum “mubah”. Ia bisa juga menjadi makruh saat bau jagung terbawa saat anda sholat berjamaah. Sampai-sampai jamaah sekitar anda sampai “keluar air liur nya”. Ia juga menjadi haram saat tetangga anda kelaparan dan anda membiarkan mereka melihat anda sedang berpesta pora jagung. Ia juga bisa menjadi sunnah saat anda memuji syukur kepada Allah atas segala kenikmatan yang diberikan oleh-Nya. Bahkan ia juga bisa menjadi wajib saat tetangga anda kelaparan dan memberikan Sebagian jagung yang sudah masak diberikan kepada tetangga nya. Ketika kondisi seperti ini, bakar jagung untuk membantu teman-teman atau tetangga yang sedang membutuhkan makanan menjadi suatu kewajiban anda.
Jadi makan durian sama halnya identik bakar jagung, jangan diidentikkan sebatas melulu persoalan “tahun masehi” saja yang dibahas. Padahal kita pun ikut tanggal lahir yang berada di KTP, dan ijazah serta surat-surat berharga lainnya juga menggunakan tanggal masehi. Itu tasabuh.
Bagiku letak keharaman terletak pada “kealpaan” kita bercinta dengan Allah, tapi malah bercinta dengan makhluk Allah yang tidak diperbolehkan oleh Allah SWT. Itulah hakikat kufur. Bahkan bukan hanya tahun baru saja yang bisa kufur. Istri baru dan kendaraan baru pun jika mendatangkan kufur dan tetap haram hukum nya. Salam….
Penulis : Agus Salim,Ms,S.Ag
(Sekretaris NU dan Buruh Santri Aswaja)