Retribusi Anjlok, Puluhan Kios Tutup di Pasar Sarinah

SIDAKPOST.ID, TEBO – Ekonomi masyarakat terpuruk akibat harga komoditi karet dan sawit tidak stabil yang berdampak ke semua sektor perdagangan. Seperti terjadi di Pasar Sarinah Kelurahan Wirotho Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo para pedagang mengeluh akibat jual beli menurun drastis.

Kondisi di Pasar Tradisional (Sarinah – red), sampai sekarang ini sudah ada puluhan Kios tutup alias gulung tikar. Akibat jualannya bangkrut tidak ada pembeli. Mirisnya lagi para pedagang yang Kiosnya tutup banyak beralih profesi, yang sebelumnya jualan Sembako atau Kain sekarang jualan makanan.

Hadi Sutrisno, Petugas Retribusi Dinas Perindag dan Naker Kabupaten Tebo kepada sidakpost.id menyebutkan, pihaknya membenarkan saat ini ekonomi masyarakat tengah terpuruk yang berimbas disemua sektor perdagangan. Retribusi Kios anjlok drastis, akibat pemilik Kios atau pedagang pendapatannya menurun tajam.

Baca Juga :  Adu Penalti Tebo Tengah FC Juarai Bupati CUP 2021

“Sudah setahun lebih retribusi Kios menurun drastis, semua itu akibat pemilik kios atau pedagang jualannya tidak ada yang membeli,” ungkap Petugas Rettribusi Hadi Sutrisno,
Senin (26/11/2018).

Beber Hadi Sutrisno, ada 158 Kios wajib retribusi di Pasar Sarinah dan per Kiosnya dikenakan retribusi Rp 47.000 setiap bulannya. Namun sudah setahun lebih target retribusi Kios tidak pernah tercapai, akibat ekonomi pedagang kacau balau.

Baca Juga :  Kapolres Tebo Pimpin Apel, Pergeseran Pam TPS Pilkada Serentak 2020

“Bayangkan saja saat ini kita hanya bisa setor ke Kabuoaten paling banyak Rp 2.000.000 pada setiap bulannnya. contohnya seperti hari ini kita menarik Retribusi Kios ke Pedagang Sembako, Kain dan lainnya hanya dapat Rp 94.000 untuk dua Kios. ” terang Hadi Sutrisno.

Senentara itu, H.Bahrul pemilik toko Yosi Busana dikonfirmasi mengatakan, menurutnya sudah setahun lebih pedagang di Pasar Sarinah mengeluh karna kurang dari pembeli sejak ekonomi kacau harga karet tidak pernah stabil.