Cerpen  

Ketika Otot Berkuasa, Otak Terlupakan

Gambar Ilustrasi Si Bejo Yang Berotot Besar. (is/ Sidakpost.id)

Di sebuah desa kecil bernama Kampung Damai, hiduplah seorang pemuda bernama Bejo. Sayangnya, meskipun tubuhnya besar dan kuat, otaknya tidak secerdas penampilannya. Bejo dikenal sebagai orang yang suka mengadu domba, mencari perhatian, dan selalu mengandalkan ototnya dalam segala hal.

Bejo dan Kebiasaannya yang Buruk

Bejo selalu senang melihat orang bertengkar. Dia merasa bahwa jika orang lain sibuk bertengkar, maka dialah yang akan mendapat perhatian. Tak jarang, dia menyebarkan gosip atau memutarbalikkan fakta demi kesenangan pribadi.

Suatu hari, Bejo melihat dua sahabat, Ujang dan Joni, yang terkenal kompak dan selalu rukun. Bejo merasa iri dan ingin menghancurkan persahabatan mereka. Dengan liciknya, dia menemui Ujang dan berkata, “Hei Ujang, tadi aku dengar Joni bilang kalau kamu itu orang yang lemah dan tidak berguna.”

Ujang yang awalnya santai tiba-tiba menjadi marah. “Apa?! Joni bilang begitu? Aku tidak menyangka dia bisa berkata seperti itu!”

Baca Juga :  Diam-Diam Bodoh

Tidak puas hanya dengan itu, Bejo lalu menemui Joni dan berkata, “Jon, tadi aku dengar Ujang bilang kalau kamu cuma bisa makan dan tidak punya tenaga!”

Joni yang biasanya tenang pun terbakar emosi. “Apa?! Ujang bilang begitu? Baiklah, aku akan menemuinya sekarang juga!”

Baca Juga :  Cerpen: Bayangan di Balik Jendela

Perkelahian yang Tidak Terhindarkan

Tak butuh waktu lama, Ujang dan Joni pun bertemu di pasar. Karena emosi mereka sudah diprovokasi, mereka langsung beradu mulut. Masyarakat yang melihat kejadian itu berusaha melerai, tetapi semakin lama, mereka justru mulai adu fisik.

Bejo yang melihat kejadian itu tertawa puas. “Haha! Akhirnya mereka bertengkar! Seru juga!” katanya dalam hati.

Namun, kepala desa yang kebetulan lewat melihat kekacauan itu. Ia segera turun tangan dan bertanya kepada Ujang dan Joni apa penyebab pertengkaran mereka. Setelah ditelusuri, ternyata semua berawal dari omongan Bejo.