Penanaman pohon di berbagai Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) itu, menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Syaiful Bachri, tetap berprinsip pada filosofi hutan untuk kesejahteraan rakyat. Maka, pohon yang ditanam di kawasan hutan berjenis multipurpose trees species (MPTS) atau tanaman multifungsi seperti karet, aren, petai, jengkol, dan durian.
Sedangkan di luar hutan, pemerintah memberikan bibit kayu produksi seperti cempaka, sengon, dan jati.
“Targetnya akhir Desember ini, seluruh pohon tertanam dengan melibatkan warga yang terdapat di sekitar hutan kemasyarakatan,” kata Syaiful Bachri.
Konsistensi Pemprov Lampung membina warga di sekitar HKM, mendapat apresiasi berupa Juara I Kelompok HKM dua tahun berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada 2016, Lampung meraih Juara I melalui Kelompok Beringin Jaya, Tanggamus, di bawah KPH Kota Agung Utara.
Kemudian, pada 2017 Lampung kembali meraih Juara I melalui Kelompok HKM Sidodadi, Pringsewu. Kiteria penilaian meliputi lomba Wana Lestasi dan kepatuhan atas izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam HKM.
Penjabaran visi misi Gubernur Ridho di bidang kehutanan, kata Syaiful Bachri, antara lain pemanfaatan hasil hutan kayu, nonkayu, dan fasilitasi industri pengolahan.
Misalnya, rehabilitasi daerah tangkapan air Batutegi seluas 380 hektare, integrasi ternak dan hutan melalui program agrosilvopastura di KPH Batutegi dan KPH Gedongwani.
Kemudian, berkurangnya kerusakan lahan dan lahan kritis di daerah aliran sungai (DAS). “Penghijauan ini juga mengurangi risiko bencana alam dan mendukung peningkatan komoditas kehutanan,” kata Syaiful Bachri didampingi Kabid Pengelolaan DAS dan RHL M.D. Wicaksono. (red)