Entah negeri yang dianggap keramat seperti Marga Bukit Bulan, Marga batin Pengambang, Marga Serampas, Marga Sungai Tenang, tempat-tempat sakral di Kerinci hingga ke Makam Datuk Paduko Berhalo di Pulau Berhalo. Dan makam Orang Kayo Hitam di Simpang, Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Berbagai perjalanan yang sudah saya lakukan sejak tahun 2008 kemudian dirasakan sebagai cara pandang masyarakat Jambi memandang pemimpin.
Entah berbagai istilah tuah, “tutur kepemimpinan, istilah ajun arah, negeri elok Jambi, tulah Datuk Paduko Berhalo yang membuat saya semakin memantapkan pilihan.
Namun pengalaman mengunjungi negeri di Kecamatan Sadu, negeri paling timur Jambi melengkapi perjalanan panjang. Mengakhiri perjalanan politik (roadshow) bersama dengan Al Haris kemudian ke makam Datuk Paduko Berhalo kemudian mempunyai makna. Bertemu dengan Leluhur masyarakat Melayu Jambi.
Tidak salah kemudian memilih pemimpin yang dapat mengunjungi berbagai negeri sebagai perwujudan Datuk Paduko Berhalo. Agar negeri Jambi dipimpin oleh pemimpin yang betuah.
Sebagaimana sering disampaikan oleh Datuk Paduko Berhalo “
Air janih ikannyo jinak
Rumput panjang kerbau gemuk
Tanah subur padi menjadi
Nagari aman
anak buah (rakyat) santoso
Kok laah tidak tatiti di kito
Kok kareh tidak tatakik di kito
Bajanjang turun batangg o naik
Salah makan dimuntahkan,
salah ambil dikembalikan
Salah jantan satu mas telucir pulang mandi
Salah batino sepuluh pulang dua
Jung lalu kiambang bertaut
Piawang pecah tim ba, awak tuo berkelakuan budak Berkato dahulu sepatah
Berjalan dahulu selangkah
Melompat sama patah .
Menyeruduk sama bungkuk
Tertelentang sama makan angin
Tertelungkup sama mencium tanah.