Indonesia Siap Berjuang Pada Koferensi Peruhahan Iklim ke 25 di Madrid

Alue juga menegaskan jika upaya penanggulangan perubahan iklim harus segera diimplementasikan karena menyangkut resiko yang akan dialami oleh beberapa negara terutama small island countries di Pasifik.

“Yang paling berisiko small island countries yang rentan berkurang wilayahnya karena terjadi kenaikan muka air laut akibat adanya perubahan iklim,” jelas Wamen.

Indonesia juga merupakan negara kepulauan dengan 13 ribu lebih pulau, oleh karenanya akan ikut fokus terhadap perubahan iklim karena bisa jadi pulau-pulau di Indonesia akan banyak mengalami masalah karena akibat peningkatan suhu global yg mengakibatkan muka air laut kita naik.

Baca Juga :  13 Anggota JOIN Bungo Sukses Ikuti Penyuluhan Bahasa Indonesia

“Artinya kita akan dukung upaya small island countries untuk sama-sama berjuang menekan kenaikan suhu 1,5 derajat agar bisa dicapai bersama,” pungakas Wamen

Kemudian pada soft diplomasi Indonesia melalui Paviliun Indonesia, dipastikan sejumlah tokoh dunia dijadwalkan menjadi pembicara. Diantara yang sudah dipastikan adalah Al Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat yang bersama panel antar pemerintah untuk perubahan iklim dianugerahi nobel perdamaian.

Baca Juga :  Negara ASEAN Apresiasi Keberhasilan Indonesia Cegah Karhutla

Selain Al Gore, tokoh dunia lain yang akan hadir adalah Profesor Nicholas Stern seorang ekonom penulis buku ‘The Economics of Climate Change’ yang menjadi kitab rujukan global dalam memperhitungan dampak perubahan iklim dalam paradigma ekonomi.

Ada juga Profesor Jeffrey Sachs, ekonom Amerika Serikat yang memiliki banyak pemikiran tentang pengentasan kemiskinan. Kehadiran tokoh dunia akan berdampak positif pada Paviliun Indonesia, sebagai bagian dari soft diplomacy Indonesia pada konferensi perubahan iklim.