Dahulu kala, seorang putri laut bernama Berhala tinggal di Laut Cina Selatan. Ia adalah makhluk indah yang memiliki rambut panjang berwarna keperakan dan mata yang memancarkan ketenangan. Putri Berhala dikenal memiliki kekuatan magis yang mampu mengendalikan air laut dan angin. Meskipun kekuatannya besar, ia memiliki hati yang penuh belas kasih. Ia sering memperhatikan pelaut-pelaut yang tersesat di lautan dan merasa iba melihat banyak dari mereka tenggelam akibat badai ganas.
Pada suatu malam yang penuh bintang, Putri Berhala memutuskan untuk membantu para pelaut tersebut. Dengan kekuatannya, ia mengangkat sebidang tanah dari dasar laut dan menciptakan sebuah pulau yang indah dan subur. Pulau itu dipenuhi pepohonan rindang, sumber mata air segar, dan pantai yang bersih. Pulau ini menjadi tempat perlindungan yang aman bagi siapa saja yang terjebak dalam badai. Pulau tersebut kemudian dikenal sebagai Pulau Berhala.
Namun, sang putri menetapkan satu syarat: para pelaut yang singgah di pulau itu harus menjaga kebersihannya dan menghormati alam yang ada di sana. Dalam waktu singkat, kabar tentang pulau ajaib ini menyebar luas. Pelaut dari berbagai penjuru mulai menjadikannya tempat persinggahan. Mereka bersyukur atas perlindungan yang diberikan oleh putri Berhala dan selalu menghormati syarat yang telah ditetapkan.
Selama bertahun-tahun, Pulau Berhala tetap menjadi tempat perlindungan yang aman. Namun, suatu hari, seorang pelaut yang serakah memutuskan untuk menebang pohon-pohon di pulau itu demi keuntungannya sendiri. Ia tidak mengindahkan peringatan yang diberikan oleh tetua pelaut lainnya. Begitu pohon pertama tumbang, langit yang sebelumnya cerah berubah menjadi gelap. Angin kencang dan ombak besar muncul tiba-tiba, menghancurkan kapal-kapal yang berada di sekitar pulau.
Pelaut tersebut segera menyadari kesalahannya, tetapi sudah terlambat. Ia nyaris tenggelam sebelum akhirnya diselamatkan oleh bayangan Putri Berhala yang muncul dari ombak. Sang putri berkata dengan suara yang tegas namun penuh kasih, “Pulau ini adalah anugerah bagi kalian. Jika kalian tidak menjaganya, bencana akan terus datang.”
Sejak kejadian itu, para pelaut yang selamat mulai menghormati Pulau Berhala sebagai tempat suci. Mereka mengadakan upacara penghormatan setiap kali singgah di pulau tersebut. Mereka berdoa kepada sang putri, memohon perlindungan dan keselamatan dalam pelayaran mereka. Putri Berhala pun sering terlihat di pulau itu dalam wujud kabut tipis yang menari di atas permukaan air.
Pulau Berhala juga menjadi tempat berkumpulnya para nelayan dari berbagai wilayah. Pada malam-malam tertentu, mereka duduk di sekitar api unggun, berbagi cerita dan pengalaman hidup. Para tetua sering mengisahkan tentang Putri Berhala yang menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan pelaut dari badai besar. Mereka menggambarkan sosoknya sebagai pelindung yang tidak hanya menjaga manusia tetapi juga seluruh ekosistem di pulau itu.
Salah satu kisah yang paling sering diceritakan adalah tentang seorang pelaut muda bernama Idrus. Suatu malam, kapalnya dihantam badai besar di tengah perjalanan menuju Pulau Berhala. Ia nyaris menyerah ketika melihat bayangan seorang wanita dengan cahaya lembut berdiri di ujung kapalnya. Idrus mengikuti arah yang ditunjukkan oleh wanita tersebut dan akhirnya selamat mencapai pantai pulau. Ketika ia menoleh untuk berterima kasih, wanita itu sudah menghilang. Idrus percaya bahwa itu adalah Putri Berhala yang membimbingnya.
Kisah-kisah seperti ini terus hidup di hati para pelaut dan nelayan yang singgah di pulau itu. Mereka percaya bahwa selama mereka menjaga Pulau Berhala, sang putri akan selalu hadir untuk melindungi mereka. Generasi demi generasi, legenda ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam serta nilai-nilai penghormatan terhadap lingkungan. Pulau Berhala kini menjadi simbol harmoni, perlindungan, dan pengabdian kepada alam yang tak tergantikan.
Penulis: Sumadi, S.Pd