SIDAKPOST.ID, BUNGO – Diduga cukong besar lihai bermain mata agar aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah dusun Batu Kerbau, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, tetap berjalan lancar. Betapa tidak, sampai hari ini, aktivitas PETI masih terus berkerja.
Informasi dirangkum oleh sidakpost.id, aktivitas PETI di Batu Kerbau hingga hari ini, berkisar sembilan alat berat. Tidak tanggung-tanggung, satu alat berat harus membayar uang setor masuk ke lokasi berkisar Rp 60 juta dan itu, berlaku kesemua alat yang masuk ke lokasi harta karun tersebut.
“Satu alat kalau ingin masuk ke wilayah PETI di wilayah Batu Kerbau, harus setor uang masuk ke penerima setoran sebesar Rp 60 juta kepada bos yang menerima setoran. Tak hanya itu, 10 persen per alat juga diserahkan kepada bos itu, bila alat bekerja maksimal dan bila berhasil,” ungkap RY sumber dapat dipercaya, Senin (1/02/2021).
Sementara itu, ketua DPW JOIN Jambi, Zakaria secara tegas dia mengatakan, permainan aktivitas PETI di Batu Kerbau bukan baru mulai, akan tetapi aktivitas itu, sudah pernah juga beberapa tahun silam. Tahun sebelumnya sudah pernah di razia oleh tim terpadu kabupaten Bungo. Tapi setelah dirazia alat masuk lagi.
“Kalau ingin memberantas aktivitas PETI disana ya para cukongnya harus ditangkap terlebih dulu. Karena, disana ada yang ngatur bagai mana cara alat bisa berkerja. Hal seperti itu, bukan baru kali ini terjadi, tetapi tahun-tahun sebelumnya seperti itu, jadi kalau mau PETI disana bubar cukongnya disikat terlebih dalu,” tegas bung Zeck sapaan akrabnya yang juga pemred media sidakpost.id.
Bahkan dia juga melihat aktivitas PETI di Batu Kerbau itu, sudah sangat merusak alam. Selain rusak, bekas-bekas galian PETI hanya ada tersisa lobang-lobang besar. Hal seperti ini kalau dibiarkan maka akan semakin parah, yang kaya semakin kaya masyarakat menanggung resiko.