“Dan dari data tersebut kita bisa mengetahui materi-materi apa yang harus kita lakukan dan kita berikan terutama kepada mereka yang melaksanakan di lapangan,” jelasnya.
“Setelah mendapatkan data kita juga harus mengatur strategi yang digunakan. Bagaimana strategi dalam rangka menjalankan untuk mencapai tujuan dan apapun materi, apapun strategi harus dipastikan dapat dilaksanakan dan buat orientasi untuk mencapai tujuan tersebut,” lanjutnya.
Hal SDM menurut Wagub Sani juga harus menjadi perhatian agar apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
“SDM atau pelakunya itu yang harus sesuai dengan komponen yang berkompeten sesuai dibidang masing-masing, persoalan stunting harus diikutsertakan juga Dinas PU dimana dinas ini diharapkan dapat membangun dan memperbaiki infrastruktur. Bagaimana kita juga mempersiapkan tenaga kesehatan dalam menangani stunting tersebut. Oleh karena itu berbicara SDM maka harus kita pandang semua komponen-komponen unsur-unsur yang terkait,” katanya.
Wagub Sani juga menyampaikan bahwa penumpasan stunting ibaratnya gotong royong bersama untuk menyelesaikan. “Dalam rakor ini insya Allah akan meningkatkan suatu tekad bersama, komitmen bersama untuk bersama-sama dan niat bersama untuk mencapai tujuan penurunan angka stunting,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Drs. Putut Riyatno, dalam sambutannya menyatakan bahwa berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2024, angka prevelensi stunting di Provinsi Jambi berada pada angka 17,1%, dibawah prevalensi stunting nasional yaitu 19,8%. namun jika dibandingkan dengan angka stunting Provinsi Jambi tahun 2023 yaitu 13,5%, artinya ada penambahan sebesar 3,6% jumlah balita stunting di Provinsi Jambi.