Petualangan Anak Suku Anak Dalam

Pembinaan keluarga KBKR terhadap suku anak dalam (SAD) atau lebih dikenal orang rimba di sanrolangun. Rabu (19/10). Foto : sidakpost.id/Ratna Sari. Biro Jambi

Di tengah lebatnya Hutan Harapan, hiduplah seorang anak bernama Lasi dari Suku Anak Dalam. Ia adalah anak pemberani yang sangat mencintai keluarganya. Suatu hari, ibunya jatuh sakit parah, dan obat-obatan biasa tidak mampu menyembuhkannya. Orang-orang tua di suku mereka mengatakan bahwa hanya bunga Tanjung Perak, yang tumbuh di puncak bukit jauh di dalam hutan, dapat menyembuhkan penyakit itu.

Lasi memutuskan untuk mencari bunga tersebut meskipun ia tahu perjalanan itu berbahaya. Dengan membawa bekal seadanya, ia memasuki hutan yang penuh dengan tantangan. Ia harus melewati sungai deras, menghadapi binatang buas, dan melintasi jalanan terjal. Di tengah perjalanan, Lasi bertemu seekor kera yang tampaknya memahami apa yang ia cari. Kera itu membantunya menunjukkan jalan menuju bukit tempat bunga Tanjung Perak tumbuh.

Saat malam tiba, Lasi terpaksa berhenti untuk beristirahat. Suara-suara hutan yang asing membuatnya takut, tetapi ia terus berdoa agar diberi kekuatan. Kera itu tetap menemaninya, seolah menjadi penjaga setianya. Esok harinya, mereka melanjutkan perjalanan dan akhirnya tiba di puncak bukit. Di sana, Lasi melihat bunga Tanjung Perak yang indah berkilauan di bawah sinar matahari pagi.

Baca Juga :  Si Semut dan Ulat yang Menolong Tanpa Pamrih

Dengan hati-hati, ia memetik bunga itu dan mengucapkan terima kasih kepada alam atas pemberian ini. Dalam perjalanan pulang, Lasi menghadapi rintangan lain. Seekor harimau menghalangi jalannya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, tetapi kera itu maju ke depan, mengalihkan perhatian harimau hingga Lasi berhasil melarikan diri.

Baca Juga :  Gunung Kerinci dan Burung Ajaib

Sesampainya di desa, bunga itu diracik menjadi obat dan diberikan kepada ibunya. Dalam waktu singkat, ibunya sembuh total. Keberanian dan ketekunan Lasi menjadi inspirasi bagi sukunya untuk terus menjaga hutan sebagai sumber kehidupan yang tak ternilai. Cerita Lasi pun tersebar ke seluruh pelosok Jambi, mengajarkan pentingnya keberanian, kesabaran, dan penghormatan terhadap alam.

Editor: Madi