Dinilai Lebih Kejam, Varian Virus Corona di Afrika Jadi Momok Menakutkan

Menurut dia ini mengkhawatirkan artinya harus waspada dan diteliti mendalam secara ilmiah namun belum tentu juga akan lebih berbahaya, tergantung dari analisa ilmiah beberapa waktu ke depan.

“Sejauh ini yang diduga sedikitnya akan ada dampak terhadap penularan, belum terlalu jelas apakah akan ada dampak pada 4 hal lain, yaitu beratnya penyakit, diagnosis dgn PCR & Antigen, infeksi ulang dan vaksin,” jelas mantan petinggi WHO Asia Tenggara ini.

Biasanya perlu waktu beberapa minggu agar semua informasi lebih jelas. Beberapa negara sudah membatasi penerbangan dari negara terjangkit, dan atau memperketat karantina.

Baca Juga :  Putra Terbaik Asal Sumay Berjuang Memimpin Tebo, Ini Misi Visinya

“Yang jelas kita masih harus menunggu perkembangan ilmu dalam beberapa hari ini, dan kita harus terus waspada dan menerapkan 3 M, 5 M, kalau ada keluhan dan atau ada kontak maka segera memeriksakan diri dan untuk yang belum maka segera divaksinasi,” pesan Prof Tjandra.

Mutasi virus corona muncul disebabkan oleh kurang meratanya vaksinasi di negara-negara benua tersebut. Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) John Nkengasong mengatakan hanya 6,6% dari 1,2 miliar penduduk Afrika yang sepenuhnya divaksinasi.

Baca Juga :  11 Mahasiswa Akper Setih Setio Berprestasi Raih Reward dari Kampus

Nkengasong mengatakan ini artinya Afrika masih jauh dari mencapai tujuan Uni Afrika untuk memvaksinasi 70% orang pada akhir tahun 2022. Meski begitu, kini pengiriman vaksin Covid-19 ke Afrika mulai meningkat meski masih terseok-seok karena medan perjalanan.

“Apa yang kami lihat sekarang adalah lebih banyak vaksin masuk dan penyerapannya ditantang karena logistik dan pengirimannya,” kata Nkengasong, dikutip dari Reuters. “Ini tidak selalu tentang keragu-raguan, ini tentang memindahkan vaksin dari bandara ke tangan (orang), ini tentang logistik.”