4. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Memohon pertolongan kepada Allah agar terhindar dari riya adalah langkah penting. Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut untuk menjauhkan diri dari riya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.” Dengan banyak berdzikir dan berdoa, hati kita akan lebih dekat kepada Allah, sehingga lebih mudah untuk menjaga niat tetap lurus.
5. Meningkatkan Kesadaran Akan Kehadiran Allah
Ingatlah bahwa Allah Maha Melihat segala amal perbuatan kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Menyadari bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak menilai kita akan membantu menjaga hati agar tetap ikhlas. Fokuskan pikiran pada balasan akhirat, bukan pada pengakuan manusia yang bersifat sementara.
6. Menghindari Pujian Berlebihan
Pujian dari orang lain bisa menjadi pintu masuk riya. Jika mendapatkan pujian, kembalikan semua itu kepada Allah dengan mengucapkan, “Alhamdulillah, semua ini berkat pertolongan Allah.” Hindari pula kebiasaan mencari perhatian atau pamer kebaikan di media sosial. Sebaliknya, biasakan untuk beramal secara diam-diam tanpa mengharapkan komentar atau pujian dari orang lain.
7. Bergaul dengan Orang Saleh
Lingkungan sangat memengaruhi karakter seseorang. Bergaul dengan orang-orang saleh yang senantiasa menjaga keikhlasan dalam beramal akan memotivasi kita untuk menjauhkan diri dari sifat riya. Mereka juga dapat menjadi pengingat dan penasehat jika kita mulai tergelincir.
Penutup
Riya adalah penyakit hati yang dapat merusak amal kebaikan, bahkan menyebabkan seseorang kehilangan pahala di akhirat. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu berupaya menjaga hati agar selalu ikhlas dalam beramal. Dengan meluruskan niat, menyadari bahaya riya, dan terus memohon pertolongan Allah, kita dapat terhindar dari sifat yang merugikan ini. Semoga Allah senantiasa menuntun kita untuk menjadi hamba yang ikhlas dan diridhai-Nya. Aamiin.
Editor: Madi