Curi Perhatian, Putra Jambi Berkepala Plontos Kawal Prabowo Subianto Daftar ke KPU

Tampak Ajudan Prabowo Muhammad Harrifar Syafar. Foto : sidakpost.id/Ratna/dok gerindra

SIDAKPOST.ID, JAMBI – Prabowo Subianto resmi mendaftarkan Partai Gerindra sebagai partai peserta Pemilu 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI). Di balik riuhnya dukungan massa dan simpatisan Partai Gerindra dan PKB yang hadir, ada seorang pria yang menarik perhatian.

Pria tersebut berbadan tegab, bertubuh tinggi, berkepala plontos. Pria itu tampak sibuk mengatur jarak antara massa simpatisan yang hendak bersalaman dengan Menteri Pertahanan RI.

Tidak banyak yang tahu, sang pengawal Prabowo Subianto adalah putra kelahiran Kabupaten Bungo (Merangin Lamo), Provinsi Jambi. Namanya, Muhammad Harrifar Syafar, sepak terjangnya saat mengawal mantan Danjen Kopasus dalam berbagai kegiatan di seluruh penjuru dunia memang terus mencuri perhatian masyarakat.

Baca Juga :  Mayor David : Demi Perubahan, Saya Siap Bertarung di Pilwakot 2018

Diketahui, Muhammad Harrifar Syafar SE MM sudah malang melintang berada dekat dengan Prabowo Subianto.Tercatat, sudah sekitar 18 kalender dilalui oleh pria yang akrab disapa Bang Harrifar.

“Benar, di Kota Muarabungo, Provinsi Jambi saya dilahirkan. Namun, darah saya juga mengalir darah Tebo,” ujar Muhammad Harrifar Syafar SE MM kepada wartawan disela-sela pendaftaran Partai Gerindra di gedung KPU RI.

Meskipun sibuk menjalankan aktivitas sebagai ajudan dan Wasekjen DPP Partai Gerindra, Harrifar mengaku kalau dirinya tetap terus memonitor situasi terkini perkembangan Provinsi Jambi.

Baca Juga :  Saniatul Bawa 6000 Unit BSPS ke Provinsi Jambi, untuk Tebo 4600 Unit

Apa pesan Prabowo Subianto kepada para ajudan dan pengawal saat berada di tengah kerumunan massa, menjawab hal ini, Harrifar mengatakan baik dirinya ataupun pengawal lain ditekankan agar selalu bersikap ramah dan humanis.

Kata Harrifar, Prabowo Subianto tidak menyukai tindakan pengawal yang mengedepankan cara represif dan cenderung melukai hati masyarakat yang ingin bersalaman dengannya. “Kami dituntut untuk bersikap ramah, lembut dan waspada. Bapak itu orangnya lues dan terbuka untuk bersalaman dengan siapa saja,” sebutnya.