Era digital membawa kemudahan, tapi juga tekanan. Notifikasi terus-menerus, pekerjaan yang menuntut selalu online, dan ekspektasi untuk merespons dengan cepat bisa memicu stres digital. Ini adalah kondisi ketika seseorang merasa kewalahan akibat tekanan dari penggunaan teknologi.
Stres digital dapat mempengaruhi produktivitas, hubungan sosial, hingga kualitas tidur. Gejalanya antara lain mudah marah, sulit berkonsentrasi, cemas berlebihan, dan kelelahan mental.
Penting untuk memahami bahwa tidak semua stres itu buruk, tapi stres yang terus-menerus tanpa jeda bisa berdampak negatif. Oleh karena itu, berikut beberapa cara untuk mengelola stres digital:
-
Tentukan waktu kerja dan waktu istirahat yang jelas. Hindari membawa pekerjaan ke waktu pribadi.
-
Matikan notifikasi yang tidak penting. Ini bisa membantu mengurangi gangguan dan tekanan.
-
Lakukan aktivitas yang menenangkan, seperti meditasi, olahraga ringan, atau mendengarkan musik.
-
Komunikasikan batasan kepada rekan kerja atau keluarga, agar tidak selalu merasa harus “siap sedia”.
Dengan pengelolaan yang baik, stres digital bisa dikendalikan. Teknologi seharusnya membantu hidup, bukan menjadi sumber beban. Seimbangkan kehidupan digital dan nyata demi kesehatan jiwa yang optimal.
Editor: Madi