Di sebuah kota berkembang, ada sebuah perusahaan besar bernama Mega Jaya Corp yang terkenal dengan bisnisnya yang sukses. Perusahaan itu dipimpin oleh seorang bos kaya raya bernama Tuan Raga. Ia sebenarnya bukan pemimpin yang cerdas, tetapi ia sangat menyukai sanjungan dan pujian dari bawahannya.
Di perusahaan itu, ada seorang karyawan bernama Banu. Ia bukan pekerja yang rajin atau cerdas. Bahkan, banyak rekan kerjanya menganggapnya bodoh karena sering melakukan kesalahan dalam tugasnya. Namun, Banu punya satu keahlian yang membuatnya berbeda: menjilat atasan.
Awal Mula Keberuntungan Si Penjilat
Setiap pagi, Banu selalu menyambut Tuan Raga dengan senyuman lebar.
“Wah, jas Tuan Raga hari ini sungguh elegan! Pasti hanya orang dengan selera tinggi yang bisa memilih pakaian sebagus ini.”
“Tuan Raga memang pemimpin visioner! Tanpa Anda, perusahaan ini pasti tidak akan bertahan.”
Setiap kali ada rapat, Banu selalu mendukung semua keputusan bosnya. Meski keputusan itu terdengar aneh atau tidak masuk akal, Banu tetap mengangguk penuh semangat.
“Luar biasa, Tuan! Ini adalah ide terbaik tahun ini!” katanya dengan suara lantang.
Lama-kelamaan, Tuan Raga mulai menyukai keberadaan Banu.
Sementara itu, ada seorang karyawan lain bernama Raka. Berbeda dengan Banu, Raka adalah pekerja yang cerdas dan jujur. Ia selalu memberikan saran yang masuk akal untuk kemajuan perusahaan. Namun, setiap kali Raka berbicara jujur, Tuan Raga merasa tidak nyaman.
“Kenapa dia selalu mengkritik ide-ideku?” pikir sang bos.
Tentu saja, Banu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.
“Tuan, hati-hati dengan Raka. Dia sering menentang keputusan Anda. Jangan-jangan, dia ingin mengambil posisi Anda,” bisik Banu dengan suara lirih.
Mendengar hal itu, Tuan Raga mulai curiga pada Raka. Perlahan, ia mulai menjauhi karyawan pintar itu dan malah semakin dekat dengan Banu.