Di sebuah kerajaan jauh, hiduplah seorang putri kecil bernama Lili. Ia memiliki hati yang baik, tetapi sering kali takut berkata jujur jika melakukan kesalahan.
Suatu hari, raja mengadakan perlombaan. Barang siapa bisa membawa “Permata Kebenaran” dari Hutan Biru, akan mendapat hadiah besar. Banyak ksatria dan bangsawan mencoba, tetapi semuanya gagal.
Penasaran, Putri Lili diam-diam ikut berpetualang ke Hutan Biru.
Saat tiba di sana, ia bertemu seekor naga tua yang menjaga permata itu. Naga itu berkata, “Permata ini tidak bisa diambil dengan kekuatan. Hanya orang yang berani berkata jujur yang bisa memilikinya.”
Naga kemudian mengajukan satu pertanyaan, “Apakah kau pernah melakukan kesalahan, dan berbohong untuk menutupinya?”
Putri Lili terdiam. Ia ingin sekali berbohong, agar bisa cepat membawa pulang permata. Tapi ia mengingat ajaran ibunya,
“Kejujuran menunjukkan keberanian sejati.”
Akhirnya, Lili berkata jujur, “Ya, aku pernah berbohong. Aku takut dimarahi.”
Naga itu tersenyum bijak. “Karena kau berani mengakui kebenaran, permata ini untukmu.”
Permata itu pun bersinar terang, dan Lili membawanya pulang ke istana.
Sang Raja memeluk Lili bangga. “Hadiah terbesarmu bukanlah permatanya, Putriku, tapi keberanianmu untuk berkata jujur.”
Sejak itu, Putri Lili menjadi panutan semua anak-anak di kerajaan. Ia membuktikan bahwa berkata jujur adalah sifat seorang pemenang sejati.
Pesan Moral:
Keberanian untuk berkata jujur lebih berharga daripada hadiah apa pun.
Editor: Madi