Pesta Demokrasi “Katakan Tidak Pada Politik Uang”

Satrian Devi (Ketua PC IKA PMII Kabupaten Bungo). Foto : sidakpost.id/Zakaria/red

Jual beli suara pada proses politik, ini merupakan budaya yang menjadi perhatian khusus bagi Negara. Sebagian Pemilih sengaja menunggu siraman dari para calon, karena terbiasa sudah diawali diberbagai Pemilu sebelumnya.

Politik Uang ini dalam Pesta Demokrasi menjadi topik yang tak ada habisnya. Karena Politik Uang ini, merupakan masalah yang sangat mendasar bahkan sudah mendarah daging di masyarakat, sehingga masyarakat berfikir tidak ada uang ya tidak ada suara yang disalurkan.

Hal yang begini sangat memprihatinkan demokrasi Indonesia, karena masyarakat Indonesia sudah terdoktrin dengan penentuan pilihan didasarkan pada pragmatisme politik, atau seberapa banyak uang yang diberikan calon kepada pemilih.

Baca Juga :  Ditinggal Istirahat, Uang Rp 100 Juta Raib Digondol Maling

Melihat dari sering terjadinya politik uang pada setiap kali pemilu, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, pertama kebutuhan ekonomi. Kemiskinan menjadi faktor utama dalam politik uang. Kondisi kemiskinan memaksa seseorang untuk mendapatkan uang secara cepat, bahkan Pemilu ini merupakan moment yang paling ditunggu tunggu.

Politik uang ini menjadikan masyarakat untuk berebut uang, sehingga tidak memikirkan konsekuensi yang akan diterimanya jika mereka menerima suap suara.

Baca Juga :  Panwaslu Tubaba : Kegiatan Jalan Sehat Arinal Djunaidi berbau Kampanye Oleh Artis dan Panitia

Kedua, faktor yang mempengaruhi adalah rendahnya pengetahuan masyarakat. Tidak semua orang tahu bentuk dari politik dan dampak politik, ini akibat dari kurang nya informasi atau pendidikan politik yang diperoleh, atau bahkan masayrakat acuh dengan informasi politik.

Warga Negara Indonesia diberikan hak-hak oleh Negara Republik Indonesia. Berdasarkan hak-hak tersebut nasib bangsa dan Negara ditentukan, salah satunya melalui partisipasi aktif menggunakan hak suara.