Menteri Meutya juga menyatakan bahwa saat ini bangsa Indonesia hidup dizaman ketika batas-batas geografis semakin kabur, dan peradaban bergerak dalam kecepatan yang tak lagi ditentukan oleh jarak, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan. Ditengah arus besar itu, Indonesia tidak berdiri terombang-ambing, tidak pula berdiri ditepi sebagai penonton.
“Pilihan ini bukan tanpa landasan. Sejak awal, para pendiri bangsa telah meletakkan prinsip yang menjadi jangkar kita dalam menghadapi dunia politik luar negeri yang bebas dan aktif. Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian.
Prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang telah menjadi pedoman sejak awal kemerdekaan, senantiasa menuntun langkah kita. Ditengah polarisasi dunia, Indonesia mengambil posisi sebagai trusted partner bebas dalam menentukan kepentingan nasional, dan aktif membangun dialog yang produktif dengan berbagai pihak,” ungkapnya.
Menurut Menteri Meutya, prinsip inilah yang menjadikan Indonesia kian dihormati diberbagai forum internasional. Kehadiran bangsa Indonesia di pentas global bukan sekadar untuk menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga untuk membawa gagasan dan solusi yang memberi manfaat bersama. Ditengah dunia yang terus menghadapi ketidakpastian, Indonesia tampil sebagai mitra dialog yang mampu menjembatani kepentingan.
“Semangat inilah yang juga tercermin dalam setiap langkah kebangkitan nasional didalam negeri. Indonesia menapaki jalur pembangunan yang tidak semata terfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan setiap kebijakan membuka ruang bagi kemajuan yang adil dan merata. Sebuah ikhtiar besar agar pembangunan yang megah tetap berpijak kokoh pada kepentingan Rakyat,” pungkasnya. (ais)