Keadaan KEK dan anemia ini akan berdampak pada ibu dan bayi yang dilahirkan oleh calon pebgantin, resiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, hingga kematian ibu menjadi ancaman pada calon pengantin yang mengalami animea.
Salah satu cara pencegahan animea adalah pemberian tablet zat besi (Fe) pada remaja putri dan calon pengantin, selain itu pemenuhan gizi seimbang oleh calon pengantin penting agar tidak terjadi kondisi kurang energi, kronis dan animea.
Yang tidak kalah penting adalah paparan asap rokok juga beresiko terhadap kejadian stunting pada anak, asap rokok dapat menghambat penyerapan nutrisi pada anak sehingga beresiko mengalami malnutrisi dan tentu saja malnutrisi mempunyai korelasi positif dengan stunting.
Hal ini perlu menjadi perhatian khusus kepada calon pengantin yang merokok, calon pengantin perlu menghindari paparan asap rokok agar terhindar dari stunting.
Hasil sensus penduduk pada tahun 2020 menampilkan penduduk Indonesia berjumlah 270,2 juta jiwa, komposisi penduduk paling banyak yaitu generasi Z yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012 sebanyak 27,94% dan generasi melenial yang lahir tahun 1981 hingga 1996 sebanyak 25,87% jika di totalkan kedua generasi ini melebihi setengah populasi penduduk di Indonesia.
Kedua generasi ini merupakan generasi yang akan menjadi calon pengantin dan akan membentuk keluarga yang akan melahirkan generasi Indonesia kedepan nya, untuk itu perlu mengoptimalkan sasaran pencegahan stunting sesuai dengan kondisi penduduk saat ini.
Terbitnya Perpres No 72 tahun 2021 mengamanatkan badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) sebagai kordinator percepatan penurunan angka stunting, target penurunan angka stunting pada tahun 2024 di angka 14% butuh usaha dan komitmen yang besar dari semua pihak yang terlibat untuk menurunkan angka stunting ini.