SIDAKPOST.ID, TEBO – Harga Karet berkepanjangan hingga kini tak kunjung stabil dan diperparah lagi saat ini musim penghujan bahkan pandemi Covid-19 belum berakhir, sehingga petani tidak bisa rutinitas menyadap pohon karetnya. Benar juga kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Inilah nasib atau petani karet hanya bisa pasrah dengan mengelus dada
Dengan adanya kondisi seperti ini, warga atau petani karet harus tetap bersabar namun semangat dan optimis, dengan terus berupaya membuat terobosan baru dengan usaha sambilan.
Seperti mengolah lahan pekarangan rumah ditanami dengan sayuran, maupun lahan tidur yang ada ditanami palawija selain untuk ketahanan pangan juga menambah penghasilan ekonomi kelurga.
Hal tersebut disosialisasikan kepada warga oleh Bhabinkamtibmas Aipda Dadan Juanda Polsek Rimbo Ilir pada saat menyambangi Pasar lelang karet, bertempat di Jalan Yogyakarta Desa Giriwinangun Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.
“Selain melakukan usaha terobosan, menjaga kamtibmas mengaktifkan Pos Kamling Ronda malam sangat diperlukan, tak kalah pentingnya warga harus pakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak dan menghindari kerumunan orang banyak, karena Virus Corona belum sirna, “imbau Aipda Dadan Juanda, Rabu (20/01/2021).
Panitia Lelang Karet Sugiarto mengatakan, pihaknya membenarkan
harga karet yang naik turun sudah biasa atau lumrah yang dialami selama ini, kemarin sempat naik harga mencapai Rp 11.000 per kilo dan sekarang turun menjadi RP 10.000 per kilo.
“Apa boleh buat saat ini musim penghujan jadi petani tidak bisa rutin menyadap, sehingga hasil karetnya berkurang drastis. “kata Sugiarto. (asa)