Muhasabah: Tradisi Mulia Menyambut Tahun Baru Hijriyah
Setiap akhir tahun Hijriyah, umat Islam diingatkan untuk melakukan muhasabah diri, yaitu mengevaluasi segala amal perbuatan selama setahun terakhir. Muhasabah bukan sekadar merenung, tetapi langkah aktif untuk memperbaiki diri secara spiritual dan sosial. Momen ini adalah waktu yang tepat untuk menata kembali niat, memperbaiki kesalahan, dan menetapkan tujuan hidup yang lebih baik di tahun yang akan datang.
Landasan Muhasabah dalam Islam
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjadi dasar kuat bagi umat Islam untuk menjadikan muhasabah sebagai budaya hidup, bukan hanya rutinitas tahunan. Kita perlu bertanya pada diri sendiri: apakah hidup kita selama ini lebih dekat dengan ridha Allah atau justru sebaliknya?
Cara Melakukan Muhasabah yang Efektif
-
Tinjau Kualitas Ibadah
-
Periksa apakah shalat kita tepat waktu dan khusyuk.
-
Evaluasi konsistensi puasa sunnah, dzikir, dan tilawah.
-
-
Hubungan dengan Sesama
-
Sudahkah kita menjaga silaturahmi, menjauhi ghibah, dan memaafkan kesalahan orang lain?
-
-
Pengelolaan Waktu dan Harta
-
Waktu adalah amanah. Apakah sudah dimanfaatkan untuk hal produktif?
-
Apakah harta kita bersih dari riba, dan kita rutin bersedekah?
-
-
Target Perbaikan Tahun Baru
-
Buat daftar resolusi Islami seperti menambah hafalan Al-Qur’an, mengikuti majelis ilmu, atau aktif dalam kegiatan sosial Islami.
-
Penutup: Tahun Baru Hijriyah Adalah Kesempatan Baru
Tahun baru Hijriyah bukan sekadar pergantian kalender, tetapi momentum perubahan. Saatnya memperbaiki niat, menata hati, dan memperbanyak amal. Jadikan muhasabah sebagai budaya tahunan agar hidup kita semakin dekat dengan ridha Allah SWT.
Editor: Madi