Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, Pemprov Lampung Bentuk Protani

Selain itu, cetak sawah baru seluas 13.875 hektare dan 2017 seluas 6.775 hektare dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi dan penyaluran pupuk bersubsidi melalui pola billing system (online) pertama di Indonesia untuk menjamin ketersediaan pupuk. Lainnya, penyediaan bibit unggul, penguatan penyuluh, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Atas keunggukan itu, Edi menyampaikan perlu dipersiapkan sumber daya manusia tangguh, unggul, dan berdaya saing. Memiliki integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong yang tinggi untuk mengawal dan mewujudkan sasaran program pangan berkelanjutan menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.

“Harus didukung dengan pelayanan pertanian yang profesional, bersih, dan bebas dari pungli pada seluruh jajaran Kementerlan Pertanian, baik di daerah maupun pusat. Ke depan, untuk para penyuluh harus dibekali kemampuan teknolofi informasi yang memadai,” kata Edi.

Baca Juga :  Gubernur Al Haris: Pemprov dan Pemkab Bersinergi Benahi Sistem Pertanian Agar Hasil Meningkat

Untuk menjadi lumbung pangan dunia, menurut Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian RI, Justan Riduan Siahaan, memerlukan dua driving force yakni lahan dan petani.

Baca Juga :  Wabub Ami Taher Hadiri Ziarah Akbar Tiga Desa Hiang Tinggi

“Agar bisa menerapkan teknologi atau varietas unggul, pemegang kunci atau strategis adalah penyuluh,” ujar Justan.

Menurut Justan, kegiatan Protani tersebut mampu mengokohkan integritas dan memberikan semangat baru penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian mampu berperan, berkiprah, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian.

“Saya menunggu kiprah nyata penyuluh pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan menuju Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045,” kata Justan yang juga Penanggungjawab Upsus Pajale Lampung itu. (Humas Prov)