KLHK juga akan meminta bantuan para ahli untuk melakukan riset di dua desa tersebut, khususnya untuk isu dioxin yang meresahkan masyarakat.
Minggu pekan lalu, tim KLHK beserta para peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo juga turun langsung ke Desa Bangun, Mojokerto, dan Desa Tropodo, Sidoarjo.
Pembahasan Mendalam Dioksin
Sementara itu, sebagai langkah lanjutan, akhir minggu lalu juga dilakukan focus expert group discussion, langsung dipimpin oleh Menteri LHK dan dihadiri para ahli serta pakar-pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), BPPT, dan Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah (Puslabfor Polda) Jawa Timur.
Disamping itu, diskusi ini juga dihadiri oleh unsur-unsur Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Mojokerto, serta stakeholder terkait lainnya.
“Dalam diskusi dibahas secara mendalam persoalan-persoalan yang berkaitan dengan dioksin serta persoalan-persoalan sosial ekonomi yang ada di tengah masyarakat,” ungkap Siti.
Langkah-langkah kongkrit telah disiapkan dan penelitian lapangan telah diawali untuk studi kimia dioxine dan lingkungan yang dipimpin oleh Dr Setyo Gunawan dari ITS serta segera diturunkan tim studi sosek dalam rangka pemulihan yang dipimpin oleh Dr. Setyo Moersidik dari UI.
Sementara itu, Pakar kehewanan dari Universitas Airlangga, Lazuardi menjelaskan, ayam merupakan hewan sensitif, sehingga secara teori ayam akan mati terlebih dahulu sebelum racun masuk ke dalam telur.