Di era digital saat ini, media sosial menjadi ruang besar tempat manusia berinteraksi, berbagi informasi, bahkan mengekspresikan diri. Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan besar bagi umat Islam. Media sosial bisa menjadi ladang pahala jika digunakan dengan bijak, tetapi juga bisa menjadi pintu dosa jika tidak dikendalikan. Maka, menjaga hati di era digital adalah kewajiban agar tetap sesuai dengan etika Islam.
1. Media Sosial sebagai Ladang Amal
Islam mengajarkan bahwa setiap ucapan dan tulisan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18).
Artinya, setiap postingan, komentar, atau pesan yang kita tulis akan dicatat. Jika bernilai kebaikan, menjadi amal jariyah; sebaliknya, jika mengandung keburukan, bisa mendatangkan dosa.
2. Menghindari Ghibah dan Fitnah
Salah satu tantangan besar di media sosial adalah mudahnya menyebar berita bohong, ujaran kebencian, hingga ghibah. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Cukuplah seseorang dianggap berdusta apabila ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim).
Karena itu, umat Islam harus lebih berhati-hati dalam membagikan informasi. Pastikan berita yang kita sebarkan jelas sumbernya dan membawa manfaat.
3. Menjaga Adab dalam Berkomentar
Adab adalah cerminan iman. Dalam Islam, berbicara dengan kata-kata yang baik merupakan akhlak mulia. Di media sosial, komentar kasar, hujatan, dan saling merendahkan dapat merusak ukhuwah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, menahan diri dari komentar negatif adalah bagian dari menjaga hati.









