Salah satu bentuk amal yang sangat mulia dalam Islam adalah menafkahi keluarga. Rasulullah SAW bersabda: “Satu dinar yang engkau belanjakan di jalan Allah, satu dinar yang engkau belanjakan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau belanjakan untuk keluargamu — yang paling besar pahalanya adalah yang engkau belanjakan untuk keluargamu.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa mencari uang untuk kebutuhan keluarga tidak hanya bernilai ekonomi, tapi juga bernilai ibadah.
Seorang ayah yang bangun pagi, bekerja keras sepanjang hari, demi mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya, sedang menempuh jalan menuju surga. Asalkan dilakukan dengan cara yang halal dan niat yang benar, setiap tetes keringatnya dihitung sebagai amal.
Begitu pula bagi ibu rumah tangga yang berwirausaha dari rumah, atau suami istri yang bekerja sama dalam usaha keluarga. Selama tujuannya adalah untuk kebaikan dan dilandasi iman, maka semua itu menjadi ladang pahala.
Islam juga mengajarkan agar nafkah tidak hanya cukup, tapi juga halal dan baik (tayyib). Harta yang halal akan membawa ketenangan dan keberkahan dalam rumah tangga, sedangkan yang haram akan membawa petaka.
Editor: Madi
