Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Raka tidak suka bekerja keras, ia lebih senang mencari celah kesalahan orang lain untuk memperoleh keuntungan.
Ia menghabiskan waktunya di kafe, bermain game, dan berfoya-foya dengan uang yang didapat dari menipu orang lain. Jika ada orang yang membuat kesalahan kecil, ia segera mencari cara untuk memanfaatkannya, entah dengan mengancam atau menyebarkan fitnah demi mendapatkan uang.
“Kenapa harus bekerja keras kalau aku bisa mendapatkan uang dengan cara yang lebih mudah?” pikirnya.
Suatu hari, Raka mengetahui bahwa seorang pedagang kaya di pasar telah melakukan kesalahan kecil dalam pajaknya. Ia segera mendatangi pedagang itu dan mengancam akan melaporkannya jika tidak diberi sejumlah uang. Pedagang itu, yang takut terkena masalah, akhirnya menyerahkan uang kepadanya.
Raka merasa semakin hebat. Ia terus mencari kesalahan orang lain dan menjadikannya sebagai sumber pendapatan. Namun, uang haram yang ia peroleh tidak pernah bertahan lama. Ia menghabiskannya untuk berpesta, berjudi, dan membeli barang-barang mewah.
Orang-orang di sekitarnya mulai menjauhinya. Mereka tahu bahwa Raka adalah seorang pemuda yang hanya mencari keuntungan dengan cara yang tidak benar. Namun, Raka tidak peduli.
Hingga suatu malam, setelah berpesta hingga larut, Raka berjalan pulang dengan langkah gontai. Pikirannya masih dipenuhi oleh kesenangan dunia yang ia kejar. Ia tidak menyadari bahwa ada sebuah mobil yang melaju kencang di jalan yang ia lintasi. Dalam hitungan detik, tubuhnya terpental ke udara dan jatuh dengan keras ke aspal.
Orang-orang berlarian mendekatinya, namun semuanya sudah terlambat. Raka meninggal di tempat dengan wajah penuh kesombongan yang kini tak lagi bernyawa.
Kematian Raka menjadi pelajaran bagi banyak orang di kota itu. Hidup yang hanya mengejar kesenangan dunia, tanpa peduli halal dan haram, hanya akan berakhir dalam kehancuran. Sebab, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya dia akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung maupun penolong selain Allah.” (QS. An-Nisa: 123)
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah Raka, agar tidak terjerumus dalam kehidupan yang sia-sia dan menyesatkan.
Editor: Madi