ANAK MUDA ZAMAN NOW – Anak Muda bisa apa.? Anak muda gak usah politik – politikan yang penting sekolah saja ? Anak muda gak ada pengalaman.?
Dalam menanggapi rasa pesimisme terhadap anak muda dalam kontestasi politik, mengingatkan penulis kepada Sejarah masa lampau yaitu sejarah besar di Bumi Jambi.
Penulispun kembali membuka Buku yang didapatkan dari salah satu Universitas terkemuka di Jambi karya Elsbeth Locher Sholten yang berjudul Sumatran Sultanate and Colonial State : Jambi and The Rise of Dutch Imperialism 1830 – 1907.
Bahasan Praktek Antisipasi : Perebutan Kekuasaan Pada Tahun 1855. Setelah mangkatnya Sultan Nazaruddin pada tanggal 18 Agustus 1855 diangkatlah Sultan baru yang bernama Thaha Saifuddin pada Oktober 1855 yang akan menjadi musuh utama pemerintahan Kolonial Belanda di Jambi.
Digambarkan Sultan Thaha Saifuddin pada saat itu ialah seorang “Anak Muda” karena dinobatkan saat masih berusia dua puluh tahunan.
Banyak sumber yang menyebutkan beliau lahir tahun 1833. Kala itu tidak sedikit yang meragukan kemampuan Anak Muda, meskipun demikian Sultan baru ini patut untuk diperhitungkan.
Langkah awal dalam memperbaiki kesultanan justru beliau tidak mau menerima pusaka jabatan barunya sebelum Sultan Nazaruddin mengusir selir yang berpengaruh besar tehadap Sultan.
Sultan Taha juga memiliki pengetahuan politik yang luas bahkan hingga ke Turki. Namun, sangat disayangkan dalam menggambarkan deskripsi fisik dan psikologi para penguasa lokal Jambi jarang dicatat dalam laporan pejabat – pejabat Eropa.
Pada tahun 1880, Laging Tobias menggambarkan Sultan Thaha Saifuddin berperawakan kokoh, leher pendek, agak gemuk, energik, bertempramen panas dengan Belanda.