Di sebuah ladang yang hijau, hiduplah seekor Semut yang rajin dan seekor Belalang yang malas. Setiap hari, Semut bekerja keras mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin. Ia berjalan jauh, membawa biji-bijian dan menyimpannya di sarangnya yang hangat dan nyaman. Sementara itu, Belalang lebih suka bersenang-senang. Ia bermain musik dengan biolanya dan menari sepanjang hari, tanpa memikirkan masa depan.
Suatu hari, Belalang melihat Semut sibuk membawa sebutir gandum yang besar. Ia tertawa dan berkata, “Semut, kenapa kamu selalu bekerja? Ayo bermain denganku! Matahari bersinar cerah, ini waktu yang tepat untuk bersenang-senang.”
Semut menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Aku sedang mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Jika aku tidak bekerja sekarang, aku tidak akan punya makanan saat salju turun nanti. Kamu juga sebaiknya mulai mengumpulkan makanan.”
Belalang tertawa, “Musim dingin masih lama! Aku masih punya banyak waktu untuk mencari makanan nanti. Lebih baik aku menikmati hari ini!”
Hari demi hari berlalu. Semut terus bekerja dengan tekun, mengumpulkan makanan sedikit demi sedikit. Sementara itu, Belalang tetap bersenang-senang, bermain dan bernyanyi tanpa khawatir.
Akhirnya, musim dingin tiba. Salju mulai turun dan ladang yang hijau kini tertutup putih. Semua makanan di alam bebas sulit ditemukan. Semut yang sudah bekerja keras kini bisa beristirahat dengan nyaman di sarangnya yang penuh dengan makanan. Namun, Belalang mulai kelaparan. Ia mencari makanan ke sana kemari, tetapi tidak ada satu pun yang bisa dimakan. Ia pun menggigil kedinginan.
Dengan tubuh lemas, Belalang berjalan menuju sarang Semut dan mengetuk pintunya. “Semut, tolonglah aku. Aku sangat lapar dan kedinginan. Aku tidak memiliki makanan untuk dimakan.”
Semut merasa kasihan tetapi juga ingin memberi pelajaran kepada Belalang. “Belalang, aku sudah mengingatkanmu untuk bekerja dan mengumpulkan makanan. Tetapi kamu memilih untuk bermain dan bersenang-senang. Sekarang lihatlah akibatnya.”
Belalang menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Aku sadar sekarang, Semut. Aku seharusnya mendengarkan nasihatmu dan bekerja lebih keras. Aku telah membuat kesalahan.”
Melihat Belalang benar-benar menyesal, Semut pun akhirnya membiarkannya masuk ke dalam sarang dan berbagi sedikit makanan. Namun, ia memberi syarat, “Aku akan membantumu kali ini, tapi saat musim semi tiba, kamu harus belajar bekerja keras dan mengumpulkan makanan sendiri.”
Belalang mengangguk dengan penuh rasa syukur. “Terima kasih, Semut. Aku berjanji akan menjadi lebih rajin mulai sekarang.”
Sejak hari itu, Belalang tidak lagi bermalas-malasan. Ia belajar dari Semut tentang kerja keras dan pentingnya mempersiapkan masa depan. Ketika musim panas tiba kembali, Belalang ikut bekerja mengumpulkan makanan, sehingga saat musim dingin datang lagi, ia tidak kelaparan.
Pesan moral: Rajin bekerja dan tidak menunda-nunda tugas adalah kunci kesuksesan di masa depan. Anak-anak belajar bahwa kesenangan sesaat tidak boleh membuat kita melupakan tanggung jawab.
Editor: Madi