Sedekah adalah amalan mulia yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ hingga masa kini, sedekah tidak hanya dipahami sebagai pemberian materi, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian, cinta kasih, dan sarana mempererat ukhuwah antar sesama. Dalam Al-Qur’an dan hadits, banyak sekali dalil yang menegaskan keutamaan sedekah.
1. Keutamaan Sedekah dalam Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 261).
Ayat ini menggambarkan bahwa pahala sedekah akan dilipatgandakan, bahkan hingga 700 kali lipat atau lebih. Tafsir para ulama menekankan bahwa Allah tidak hanya melihat jumlah yang diberikan, melainkan juga keikhlasan hati pemberi.
2. Sedekah pada Zaman Nabi Muhammad ﷺ
Di masa Rasulullah, sedekah menjadi bagian penting dalam membangun masyarakat Madinah. Para sahabat bersaing dalam kebaikan. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA pernah menyedekahkan seluruh hartanya, sementara Umar bin Khattab RA menyumbangkan setengah dari hartanya.
Selain itu, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa sedekah tidak harus berupa harta, tetapi juga bisa berupa senyum, menyingkirkan duri dari jalan, atau memberikan nasihat yang baik.
3. Relevansi Sedekah di Masa Kini
Dalam konteks modern, sedekah bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk:
-
Sedekah digital: melalui platform donasi online.
-
Sedekah ilmu: berbagi pengetahuan bermanfaat di media sosial.
-
Sedekah waktu: meluangkan tenaga untuk kegiatan sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa semangat berbagi selalu relevan, meskipun bentuknya berkembang sesuai zaman.









