Tentu saja ada pandangan yang luas dalam melihat suatu persoalan. Sehingga membuat ia bisa memotret realitas sosial, derita ekonomi mahasiswa/ masyarakat yang terpinggirkan, dan termarjinalkan secara ekonomi maupun politik.
Oleh karena itu, ia bisa ‘menemani’ berbagai komunitas masyarakat serta mencarikan solusinya. Sebagai mantan aktifis tentu telah terbangun kepekaan sosial, sehingga bukan saja simpati, tetapi lebih dari itu adalah empati yang disertai dengan tindakan-tindakan nyata.
Sebab beliau juga lahir dari rahim serba ‘keterbatasan’ dengan sendirinya akan menuntunnya menyelesaikan berbagai problematika sosial kemasyarakatan.
Kedua, tentu saja leadership kepemimpinan. rasanya persoalan ini bagi pria yang juga wakil Ketua Tanfidziah PC NU Bungo ini sudah tidak di ragukan lagi, semenjak mahasiswa telah teruji kepemimpinan sampai detik ini, Seorang pemimpin itu yang terpenting memiliki perspektif yang luas.
Dan modal Ketiga, Manajerial untuk yang satu ini jelas banyak yang meyakini kemampuan pria kelahiran Dusun Koto Jayo Pelepat ini. Semakin terlatih dan terampil kemampuan manajerial-nya. apalagi ditunjang dengan gelar doktor yang disandangnya saat ini.
Rasanya tisak berlebihan jika di sebut ‘paket komplit’. Dunia akademik bagus, leadersip kuat, manajerial bagus, ditambah lagi memiliki kepekaan sosial yang tinggi dengan visi keindonesiaan dan keislaman yang moderat, maka tidak terbayangkan bagaimana 10 – 20 tahun ke depan Kabupaten Bungo ini.
Patut diingat beliau juga bukan malaikat, cuma manusia biasa yang tentu juga tak luput dari kelemahan sebagai manusiawi. Sekalipun niat baik kandas ditengah jalan, beliau menitip kepada siapapun nantinya terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bungo hendaknya mampu menjadikan dunia pendidikan sebagai program perioritas, karena ini aset jangka panjang yang wajib dimiliki oleh Pemerintahan Kabupaten Bungo ke depan.