-
Mengucapkan ta’awwudz (A’udzubillahi minasy-syaithanir-rajim). Karena marah adalah bisikan syaitan, berlindung kepada Allah sangat dianjurkan.
-
Mengubah posisi. Bila marah dalam keadaan berdiri, dianjurkan untuk duduk. Jika masih marah, maka berbaringlah.
-
Berwudu. Air wudu dapat menenangkan dan memadamkan amarah karena marah berasal dari panasnya api syaitan.
-
Diam. Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah ia diam.” (HR. Ahmad)
-
Mengingat balasan Allah bagi orang yang mampu menahan amarah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Kesimpulan
Islam bukan hanya mengajarkan umatnya untuk menyembah Allah, tetapi juga membimbing bagaimana mengendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari. Menahan amarah bukan tanda kelemahan, justru merupakan bentuk kekuatan sejati. Rasulullah SAW bersabda, “Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tapi orang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan menahan marah, hati menjadi lebih tenang, hubungan sosial menjadi lebih baik, dan hidup menjadi lebih berkah. Mari kita amalkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.
Editor: Madi