Jangan Ada Kesenjangan Vaksin di Antara Kita

Jumat lalu, Tedros mengatakan bahwa saat ini ada banyak negara yang memberikan vaksin penguat (booster) atau dosis ketiga. Angka pemberiannya enam kali lebih banyak ketimbang vaksin dosis pertama dan kedua di negara-negara berpenghasilan rendah.

Selain itu, Tedros juga mengatakan bahwa negara-negara dengan cakupan vaksinasi tertinggi “terus menumpuk pasokan vaksin,” sementara “negara-negara miskin hanya bisa menunggu.”

“Ini adalah sebuah skandal yang harus dihentikan sekarang juga,” tutur Tedros.

COVAX, skema berbagi yang diinisiasi WHO, dapat membantu mengatasi kesenjangan vaksin global.

Baca Juga :  Aliansi Umat Muslim Bungo, Kutuk Keras Tindakan Zionis Israel Terhadap Palestina

“Namun COVAX membutuhkan setidaknya 550 juta vaksin Covid-19 untuk mencapai target memvaksinasi 40 persen masyarakat dari semua negara di dunia pada akhir 2021,” ungkap Tedros.

Harus ada pemerataan vaksin

Menurut, Ketua DPR, Puan Maharani, mendorong pemerintah mempercepat dan melakukan pemerataan pemberian vaksin Covid-19 pada masyarakat agar tidak terjadi kesenjangan vaksinasi.

“Kita perlu bergotong royong untuk memastikan bahwa jangan sampai ada kesenjangan vaksinasi. Kita tidak bisa sehat sendiri, lingkungan kita juga harus sehat,” kata dia.

Hal itu dikatakan Puan saat mengunjungi Sentra Vaksinasi yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Maming Enam Sembilan Group di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta Utara.

Baca Juga :  Ikuti Vaksinasi Massal di Athaya Garden, Dua Siswi SMP 3 Pelepat Ketiban Rezeki

Ia mengaku merasakan semangat gotong royong di sentra vaksin yang akan melayani 7.500 peserta vaksinasi selama 3 hari, dengan para peserta antara lain terdiri dari nelayan, anak-anak, tunawisma dan difabel.

Ia juga menekankan pentingnya percepatan vaksinasi anak di atas 12 tahun, terlebih yang sudah mulai uji coba untuk Pembelajaran Tatap Muka.