Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS: Peluang dan Tantangan di Depan Mata

Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), dan Perdana Menteri India Narenda Modi (kanan) saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 BRICS di Kota Kazan, Rusia, Rabu (23/10/2024).(RIA NOVOSTI/ALEXEI DANICHEV via BRICS RUSSIA 2024)

SIDAKPOST.ID, Jakarta – Pada awal Januari 2025, Indonesia secara resmi menjadi anggota penuh BRICS, sebuah kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keputusan ini menandai langkah strategis Indonesia dalam memperluas kerjasama internasional dan memperkuat posisinya di kancah global.

Latar Belakang Keputusan

Keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS telah dipertimbangkan sejak beberapa tahun terakhir. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan posisi strategis di Asia Tenggara, Indonesia melihat keanggotaan ini sebagai peluang untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan negara-negara anggota lainnya. Selain itu, BRICS menawarkan platform alternatif bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembentukan tatanan ekonomi global yang lebih adil dan seimbang.

Reaksi Domestik

Di dalam negeri, keputusan ini mendapatkan beragam tanggapan. Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS akan membuka peluang baru bagi BUMN untuk berkolaborasi dengan perusahaan dari negara anggota lainnya, khususnya dalam sektor energi dan infrastruktur. Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPR, Budisatrio Djiwandono, menilai langkah ini sebagai wujud nyata dari politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia.

Baca Juga :  Cara Budidaya Lele Agar Memperoleh Keuntungan Maksimal

Peluang Ekonomi

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia, terutama ke negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat seperti China dan India. Selain itu, keanggotaan ini juga berpotensi menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia, mengingat BRICS memiliki mekanisme pendanaan sendiri seperti New Development Bank yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun menawarkan berbagai peluang, keanggotaan dalam BRICS juga membawa tantangan tersendiri. Indonesia perlu memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga dalam setiap kerjasama yang dijalin. Selain itu, perbedaan sistem politik dan ekonomi antara negara anggota menuntut diplomasi yang cermat agar kerjasama dapat berjalan harmonis. Indonesia juga harus meningkatkan daya saingnya agar dapat memanfaatkan peluang yang ada secara optimal.

Pandangan Internasional

Negara-negara anggota BRICS menyambut baik kehadiran Indonesia. China, misalnya, menyatakan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam kerjasama global dan pembangunan bersama.

Baca Juga :  Harga Daging Ayam Melejit Naik, Pedagang dan Rumah Makan Mengeluh

Sementara itu, negara-negara Barat memandang langkah ini sebagai upaya Indonesia untuk menyeimbangkan hubungan internasionalnya dan mencari alternatif dalam kerjasama ekonomi global.

Masa Depan BRICS dengan Kehadiran Indonesia

Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS kini mencakup lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 30% dari PDB global. Kehadiran Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisi BRICS sebagai kekuatan ekonomi alternatif yang signifikan di panggung internasional. Selain itu, Indonesia dapat memainkan peran sebagai jembatan antara BRICS dan negara-negara ASEAN, mendorong integrasi ekonomi yang lebih luas di kawasan Asia.

Kesimpulan

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS merupakan langkah strategis yang membuka berbagai peluang sekaligus tantangan. Dengan memanfaatkan platform ini, Indonesia berpotensi meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik dengan negara-negara berkembang lainnya, memperkuat posisinya dalam tatanan global, dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Namun, keberhasilan dalam keanggotaan ini akan sangat bergantung pada kemampuan Indonesia dalam beradaptasi dan berkolaborasi dengan negara-negara anggota lainnya, sambil tetap menjaga kepentingan nasional.

Sumber: detik.com

Editor: Madi