Dongeng Si Kancil dan Kerbau yang Baik Hati

Gambar Ilustrasi Kancil yang licik berpura-pura cedera di tepi sungai, sementara Kerbau yang baik hati membawakannya makanan. (AI)

Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor Kancil yang terkenal dengan kecerdikannya. Namun, kecerdikan Kancil sering kali membuatnya bertindak licik demi mendapatkan keuntungan sendiri. Ia lebih suka mencari cara mudah daripada bekerja keras seperti hewan-hewan lain di hutan. Suatu hari, ia melihat Kerbau yang kuat sedang bekerja keras membajak sawah. Kancil, yang malas, pun mendapat ide untuk memanfaatkan kebaikan Kerbau.

Saat siang hari yang terik, Kancil berpura-pura terjatuh di tepi sungai dan meringis kesakitan. Ia pura-pura tidak bisa berjalan dan meminta bantuan kepada Kerbau yang sedang beristirahat di bawah pohon rindang.

“Kerbau, tolong aku! Kakiku terkilir, aku tidak bisa berjalan mencari makanan. Aku sangat lapar,” kata Kancil dengan suara lemah.

Kerbau yang berhati baik langsung merasa kasihan. “Oh, kasihan sekali kamu, Kancil. Aku akan membawakanmu makanan. Tunggu di sini, ya!”

Kerbau pun pergi mencari daun muda dan buah-buahan segar untuk Kancil. Setelah menemukan makanan yang cukup, ia kembali dan menyerahkan semuanya kepada Kancil. Dengan lahap, Kancil memakan semua makanan yang diberikan oleh Kerbau. Ia pun berterima kasih dan kembali berpura-pura kesakitan agar bisa mendapatkan makanan lagi di kemudian hari.

Baca Juga :  Dongeng Anak: Si Kelinci dan Semut Kecil – Pelajaran tentang Tolong-Menolong

Beberapa hari berlalu, dan Kancil terus berpura-pura sakit. Setiap hari, Kerbau dengan setia membawakan makanan untuknya. Namun, burung Hantu yang bijak memperhatikan kelicikan Kancil. Ia pun merasa harus memberi tahu Kerbau tentang kebenaran ini.

“Kerbau, aku melihat Kancil berjalan-jalan dengan lincah di malam hari. Ia tidak sakit seperti yang ia katakan,” ujar Burung Hantu.

Kerbau terkejut mendengarnya. Ia merasa tertipu oleh Kancil. Esok paginya, ia pun memutuskan untuk menguji kebenaran ucapan Burung Hantu. Ketika ia datang membawa makanan, ia berpura-pura berkata, “Kancil, aku mendengar di tepi sungai ada pohon yang berbuah sangat lebat. Aku akan membawakan untukmu, tapi aku butuh bantuanmu untuk menunjukkannya.”

Tanpa sadar, Kancil melompat kegirangan. “Wah, di mana pohon itu? Aku bisa berjalan ke sana!”

Baca Juga :  Kisah Tragis Seorang Pemuda yang Terlena Dunia

Kerbau pun tersenyum. “Jadi, kamu sebenarnya tidak sakit, Kancil? Selama ini kamu hanya berpura-pura untuk mendapatkan makanan dariku?”

Kancil terdiam dan merasa malu. Ia menyadari bahwa kebohongannya telah terbongkar. “Maafkan aku, Kerbau. Aku hanya malas mencari makanan sendiri,” ucapnya dengan menundukkan kepala.

Kerbau menghela napas panjang. “Aku menolongmu karena aku berpikir kamu benar-benar kesulitan. Tetapi berbohong bukanlah perbuatan yang baik, Kancil. Jika kamu terus berbohong, tidak akan ada yang percaya padamu lagi.”

Sejak hari itu, Kancil belajar untuk tidak menyalahgunakan kebaikan orang lain. Ia mulai mencari makanan sendiri dan menjadi lebih mandiri. Kerbau pun tetap menjadi teman baiknya, tetapi kini ia tidak mudah lagi tertipu oleh Kancil.

Pesan moral: Jujur dan tidak memanfaatkan kebaikan orang lain adalah sifat yang harus dimiliki setiap anak. Ketika kita berbuat baik dengan tulus, orang lain pun akan menghargai kita dengan lebih baik.

Editor: Madi