Gunung Bunder, 2 November 2024 – Perjalanan menuju keindahan alam selalu memiliki daya tarik tersendiri. Kali ini, destinasi yang saya tuju adalah Curug Pangeran, air terjun kecil yang tersembunyi di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tepatnya di Gunung Bunder, Bogor. Berangkat dari Cinere, Depok, perjalanan ini menjadi pengalaman yang tak hanya menyegarkan mata, tetapi juga penuh tantangan dan kejutan. Dengan udara pagi yang masih segar dan langit cerah tanpa awan, kami bersemangat untuk menjelajahi salah satu surga tersembunyi di kawasan Bogor. Tak hanya sekadar menikmati pemandangan, perjalanan ini juga menjadi kesempatan untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota yang padat dan sibuk.
Perjalanan Menuju Surga Tersembunyi
Pagi itu, saya dan beberapa teman saya memulai perjalanan dari Cinere sekitar pukul 07.00 WIB. Kami memilih menggunakan sepeda motor agar lebih fleksibel dalam menjelajahi rute menuju Gunung Bunder. Perjalanan ini memakan waktu sekitar dua jam dengan kondisi jalan yang bervariasi, mulai dari aspal mulus hingga jalur berbatu dan menanjak di area Gunung Bunder.
Saat memasuki kawasan Gunung Bunder, udara terasa lebih sejuk dengan aroma khas pepohonan pinus. Kami berhenti sejenak di gerbang masuk untuk membeli tiket dan menikmati pemandangan sekitar. Harga tiket masuk ke kawasan ini cukup terjangkau, sekitar Rp25.000 per orang, ditambah biaya parkir kendaraan. Dari area parkir, perjalanan menuju Curug Pangeran masih harus dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 15-20 menit. Jalur setapak yang kami lalui cukup menantang, dengan beberapa bagian jalan berbatu dan licin akibat hujan yang turun malam sebelumnya.
Selama perjalanan menuju air terjun, kami disuguhkan dengan pemandangan hutan tropis yang masih asri. Sesekali terdengar suara burung berkicau dan aliran air dari kejauhan, menambah suasana tenang dan damai. Perjalanan ini terasa semakin menyenangkan karena udara segar khas pegunungan yang membuat rasa lelah tidak begitu terasa.
Pesona Curug Pangeran
Setelah melewati jalan setapak yang dikelilingi pepohonan rindang, akhirnya suara gemericik air mulai terdengar. Tak lama, Curug Pangeran pun menyambut dengan pesonanya. Airnya yang jernih mengalir deras dari ketinggian sekitar lima meter, menciptakan kolam alami berwarna kebiruan di bawahnya. Pemandangan ini benar-benar memanjakan mata dan memberikan rasa tenang yang luar biasa.
Keunikan Curug Pangeran terletak pada suasana yang masih alami dan relatif sepi dibandingkan curug lain di Gunung Bunder, seperti Curug Seribu atau Curug Cigamea. Karena letaknya yang agak tersembunyi, curug ini tidak terlalu ramai pengunjung, sehingga kami bisa menikmati suasana dengan lebih leluasa. Airnya begitu segar, mengundang siapa pun untuk segera merasakan kesejukannya. Tak butuh waktu lama, kami langsung menceburkan diri dan menikmati sensasi kesegaran air pegunungan.
Keseruan dan Keunikan di Curug Pangeran
Selain bermain air, kami juga menikmati suasana sekitar yang tenang. Beberapa pengunjung terlihat duduk di bebatuan sambil menikmati pemandangan. Ada juga yang mengabadikan momen dengan kamera karena memang setiap sudut Curug Pangeran begitu fotogenik. Dari refleksi air yang jernih hingga hamparan hijau di sekelilingnya, semuanya tampak begitu indah.
Salah satu hal menarik di sini adalah mitos bahwa air di Curug Pangeran dipercaya bisa membuat awet muda. Entah benar atau tidak, yang jelas kesegarannya mampu menghilangkan penat dan menyegarkan tubuh setelah perjalanan panjang. Beberapa pengunjung bahkan terlihat sengaja membasuh wajah mereka dengan air dari curug ini sebagai bagian dari ritual kecil mereka.
Kami menghabiskan waktu hampir tiga jam di sana, berenang, berfoto, dan menikmati keindahan alam. Salah satu teman saya yang hobi fotografi sangat antusias mengabadikan berbagai sudut curug ini, dari percikan air yang jatuh hingga refleksi langit di permukaan kolam.
Menutup Perjalanan dengan Rasa Syukur
Sekitar pukul 14.30 WIB, kami memutuskan untuk kembali. Sebelum pulang, kami menyempatkan diri mampir ke sebuah kafe yang lokasinya tidak jauh dari kawasan Gunung Bunder. Di sana, kami menikmati sajian khas seperti nasi goreng dan minuman hangat yang terasa lebih nikmat di udara dingin pegunungan. Suasana di kafe ini cukup nyaman, dengan pemandangan langsung ke hamparan hijau pepohonan. Sambil menunggu hujan reda, kami mengobrol dan berbagi cerita tentang pengalaman yang baru saja kami alami di Curug Pangeran.
Perjalanan pulang terasa lebih santai, meski tetap harus berhati-hati saat melewati jalur menurun yang licin setelah hujan. Di beberapa titik, kami kembali berhenti untuk menikmati pemandangan Gunung Salak dari kejauhan. Kabut tipis yang menyelimuti puncaknya menambah kesan dramatis dan indah, seakan menjadi salam perpisahan dari alam sebelum kami kembali ke hiruk-pikuk perkotaan.
Sampai kembali di Cinere sekitar pukul 18.20 WIB, tubuh terasa lelah tetapi hati penuh kepuasan. Perjalanan ini bukan sekadar wisata alam biasa, melainkan sebuah pengalaman yang menyegarkan jiwa dan raga.
Curug Pangeran bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat yang memberikan ketenangan dan pengalaman berharga. Bagi siapa pun yang ingin merasakan keindahan alam tanpa harus pergi jauh, Curug Pangeran adalah pilihan yang sempurna. Setiap perjalanan memiliki cerita, dan Curug Pangeran akan selalu menjadi salah satu kisah petualangan yang ingin saya ulangi di lain waktu.
Tips Berkunjung ke Curug Pangeran: