“Artinya kualitas SDM sebagai penentu. Sedangkan saat ini kita masih memiliki persoalan dalam pembangunan kualitas SDM, salah satunya adalah stunting,”ujar Yudi.
Berdasarkan data survei status gizi Balita Indonesia (2019) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 27,67 persen, yang turun menjadi 24,4 persen (Studi Status Gizi Indonesia, 2021).
“Namun masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen. Upaya percepatan penurunan stunting yang diamanatkan dalam Perpres,”katanya.
Bahkan kata Yudi, untuk menutup celah potensi risiko yang dapat mengakibatkan anak lahir stunting.
“Di Provinsi Jambi akan terus di berikan edukasi edukasi terkait stunting mulai dari Fase Remaja, Fase Catin/Calon PUS, Fase Hamil, dan Fase Pasca persalinan hingga bayi berusia 59 bulan,”katanya.
Dikatakannya, pada kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi yang menyampaikan materi mengenai skriingi bagi catin.
“Serta narasumber dari Kemenag Provinsi Jambi yang memaparkan materi mengenai bimbingan perkawinan bagi catin dalam rangka pencegahan stunting dari hulu,”tambah Yudi.
Selain itu kata Yudi, keberhasilan dalam implementasi elsimil sebagai salah satu upaya pencegahan stunting dari hulu ini sangat memerlukan peran semua serta para duta GenRe.
“Dimana mereka sebagai penerus pesan kita agar bisa sampai dan diterima oleh para remaja dan Catin/Calon PUS di setiap kabupaten/kota,”tutupnya. (adv/rat)