Biasakan Tabayyun Bila Menerima Informasi

Tabayyun, Foto : sidakpost.idl/ist

Ketika waktu telah tiba, Rasulullah saw mengutus seseorang bernama Al Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat yang telah di janjikan. Namun di dalam perjalanan hati Al Walid bin Uqban menjadi gentar dan kembali ke Rasulullah saw tanpa datang ke tempat yang seharusnya dituju yaitu Al Harits. Ketika kembali ia kemudian mengarang cerita bahwa Al Harits tidak mau menyerahkan zakat dan mengancam membunuhnya.

Mendengar cerita tersebut Rasulullah saw mengutus utusannya untuk datang kepada Al Harits. Namun ternyata utusan itu bertemu Al Harits ditengah-tengah perjalanan yang sedang menuju ke tempat Rasul dengan membawa zakat yang telah di janjikan.

Setelah bertemu Rasulullah Al Harits menceritakan yang sebenarnya. Dan Kemudian turunlah QS Al Hujurat ayat 6, dimana sebagai sebuah peringatan bagi umat muslim agar selalu bertabayyun dalam menghadapi informasi yang terdengar oleh telinga kita. Dan tentunya meminta penjelasan dari kedua belah pihak.

Baca Juga :  Makna Syahadat dalam Islam: Inti Keimanan Seorang Muslim

Sangat berbahaya jika tidak ber tabayyun, karena bisa menimbulkan perpecahan sampai pertumpahan darah. Sudah diketahui di atas bahwa prinsip tabayyun yaitu sikap berhati-hati lebih baik untuk mengecek ulang kembali informasi yang telah kita terima.

Baca Juga :  Cinta kepada Rasulullah sebagai Bukti Keimanan

Apalagi masa sekarang merupakan sebuah masa dimana informasi begitu terbukanya, di ibaratkan kita tinggal menyentuh atau mengklik suatu tautan di internet dan dengan mudahnya kita akan mendapatkan informasi yang kita inginkan.

Media sosial yang begitu terus berkembang sangat pesat sejak mulai periode 2008 atau 2009  dan terus berkembang luar biasa saat ini.Orang dengan mudah meng share suatu tautan tanpa melihat dan menelusuri sumbernya.apakah itu benar atau hanya berita bohong semata (HOAX).